ilustrasi belanja hemat masa pandemi, (tribunnews.com/diunduh)
RAMADAN tahun ini masih harus dijalani dalam situasi belum normal, atau tepatnya di masa transisi pascapandemi. Masih mungkin terjadi ketidakpastian kondisi keuangan kita. So, tetap harus pintar mengelola dan menggunakannya.
Yang mungkin terjadi, sebagian kita harus menghabiskan sisa-sisa tabungan setahun terakhir. Atau bahkan, tidak ada lagi saldo tabungan tersisa di awal-awal bulan puasa ini.
Apakah selama ramadan bisa lebih berhemat? Karena memang sedang menjalani puasa, memang bisa tidak terlalu konsumtif. Eitt..belum tentu juga, karena selama ramadan terlebih saat jelang berbuka, justru lebih banyak pilihan takjil atau kuliner di sekitar kita.
Sedikit saja kita keluar rumah sembari menunggu bedug magrib waktu berbuka, maka tak terhitung deretan makanan dan minuman tersaji di depan mata. Saking banyaknya, yang tak terpikirkan sebelumnya untuk dicari pun ada. Asal suka dan ada uang, apapun bisa kita beli jika memang tak pintar menahannya.
Tak hanya makanan takjil dan buka puasa, berbagai paket belanja juga sudah ramai sejak jauh hari sebelum ramadan tiba. Paket belanja ini ramai ditawarkan penyedia kebutuhan rumah tangga dan fashion, dengan iming diskon dan cashback. Yang suka belanja, dipastikan bakal kepincut, deh.
Tak mau kalah, banyaknya tawaran penyedia jasa keuangan yang rame-rame menawarkan kredit murah dan pinjaman lebih mudah. Bagi yang sangat membutuhkan, maka tidak akan berpikir lama menerima tawaran dana pinjaman ini. Nah, ramadan kini apa yang harus dilakukan agar keuangan keluarga tetap aman? Berikut sejumlah tips yang bisa diikuti dan jadi bahan pertimbangan.
#Pastikan saldo tabungan aman
Bagaimanapun, tabungan jangan sampai dihabiskan dan tak menyisakan saldo yang cukup. Terlebih, jika dirasa situasi pandemi saat ini masih sulit untuk bisa mendapatkan penghasilan ajeg yang bisa diandalkan.
Tentunya, bagi yang tidak memiliki pendapatan tetap seperti gaji bulanan atau mungkin upah mingguan, pengeluaran sebisa mungkin harus tetap dibatasi dan dikendalikan. Jika tabungan kosong, maka kebutuhan mendadak dan darurat akan menyulitkan.
Musim puasa ramadan ini, penjual dan penyedia barang konsumtif menjadikan kesempatan agar semua produknya bisa laku. Terlebih, jika produk ini sebelumnya kurang diminati konsumen.
Kerap kali ini dilakukan di ritel atau toko modern. Mereka biasanya menyertakan produk kurang laku ini dalam paket 'buy 2 get 1' misalnya, atau belanja dengan total melebihi jumlah harga tertentu, maka akan mendapatkan produk lain dengan harga lebih murah.
Strategi penjualan lain, mengenalkan produk baru dalam paket belanja. Biasanya, produk baru ini dibanderol dengan harga lebih murah. Nah, para ibu rumah tangga biasanya demen mencari paket belanja harga lebih murah ini.
Akan tetapi, tetap saja harus cerdas berbelanja disesuaikan kondisi keuangan yang ada. Karuan saja, produk yang dijual di toko-toko modern biasanya lebih mahal dibandingkan toko kelontong atau eceran di kampung-kampung.
Jika mendapati adanya pesta diskon atau cuci gudang di pusat perbelanjaan, juga sangan serta merta tertarik langsung belanja atau panic buying. Ingat, belanja yang tidak direncanakan sebelumnya berpotensi juga menjadi boros dan akhirnya justru membeli barang tidak dibutuhkan.
#Prioritas kebutuhan puasa
Selama ramadan, tentunya wajib menjalani ibadah puasa. Jika dihitung, kebutuhan untuk buka dan sahur relatif bisa dipastikan. Terlebih, jika ini dipenuhi dari dapur sendiri, maka akan bisa lebih berhemat.
Selain kebutuhan untuk berbuka setiap hari, perlengkapan ibadah biasanya juga kita pikirkan. Tidak harus baru, namun perlengkapan dan baju untuk salat memang bagus kondisinya. Jikalau harus membeli baju baru hanya untuk keperluan salat Ied pas idul fitri saja, maka ini bisa ditahan dulu. He...
Apabila ada uang lebih, baiknya diperuntukkan untuk berbagi bagi kerabat dan saudara sesama. Ini biasanya banyak dilakukan di surau atau masjid, sebagai sajian bagi jamaah yang beraktifitas di tempat ibadah tersebut. Bahkan, saat sempit dan kurang berada pun, berbagi rezeki tetap dianjurkan dalam Islam. Allah SWT menjamin melapangkan dan menambah rezeki bagi hamba-Nya yang mau bersyukur atas nikmat dan rajin bersedekah!
#Kurangi onlineshop
Banyak di rumah atau jam kerja yang berkurang selama ramadan, maka lebih banyak waktu untuk beraktifitas lain dengan santai. Siapapun kini, tak lepas dari kesibukan daring dengan gadget di tangan. Saat bersantai sambil online ini, maka kita bisa dapati tampilan apapun di media sosial sewaktu-waktu.
Lapak atau dagangan online menjadi konten medsos yang disukai dan tak membosankan saat ada banyak waktu browsing. Dan, kini hampir semua platform medsos dibanjiri jualan online ini. Jika terlalu mengikutinya, maka potensi tertarik pada item produk yang dijual pun menguat.
Jika kita punya banyak waktu luang, maka beraktifitas lain bisa menjadi alternatif daripada terus-terusan mengikuti konten online shopping ini. Kita bisa misalnya mengurusi tanaman di taman rumah, berkreasi menata tampilan baru rumah kita, atau mencoba hal-hal baru yang kini menjadi trend kegemaran masyarakat untuk meramaikan ramadan dan hari perayaan idul fitri nantinya.
#Coba pekerjaan lain
Ramadan selalu mendatangkan suasana dan kesibukan baru. Pekerjaan musiman, banyak muncul dan meramaikan hari-hari selama bulan Suci ini. Penjual takjil misalnya, tumbuh menjamur meramaikan trotoar jalan saat sore menjajakan makanan buka puasa.
Tidak ada salahnya kita juga mencobanya, untuk sekadar menambah penghasilan memenuhi kebutuhan belanja. Bagi yang sudah pernah mencoba pekerjaan tertentu sebelumnya, tinggal menambah kreasi dan varian baru.
Tidak harus butuh modal besar atau keahlian khusus, yang penting bisa memenuhi konsumen. Fasilitas yang dipunya, seperti kendaraan, teras rumah, atau lahan kosong, bisa dimanfaatkan untuk usaha dan pekerjaan baru.
Gilang Nugraha A. dari Kepanjen Kabupaten Malang misalnya, sebut saja begitu, mencoba menekuni kafe teras rumah miliknya. Ia memanfaatkan momen ramadan yang memang lebih hidup suasananya saat malam hari. Ini dilakukannya di sela kesibukan membuat kerangka besi dan aluminium untuk rak pot bunga dan pagar taman.
Pekerjaan baru ini ditekuni Gilang belum lama, tepatnya setelah ia harus mengalami pemutusan hubungan kerja di sebuah pabrik di kota Sidoarjo karena terdampak pandemi.
Ada juga pekerjaan baru yang tengah dicoba Heru Totok (55), yang berjualan sayuran dan kebutuhan lauk di teras rumahnya di kelurahan Cempokomulyo Kepanjen. Momen ramadan sengaja dipilihnya untuk berjualan sayuran dalam paket kemasan ini.
Ia berharap, warga kampung di sekitar rumahnya lebih memilih lapaknya karena lebih dekat daripada harus ke pasar, atau menunggu penjual sayur keliling yang belum tentu kedapatan pas lewat depan rumah. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H