Lapak atau dagangan online menjadi konten medsos yang disukai dan tak membosankan saat ada banyak waktu browsing. Dan, kini hampir semua platform medsos dibanjiri jualan online ini. Jika terlalu mengikutinya, maka potensi tertarik pada item produk yang dijual pun menguat.
Jika kita punya banyak waktu luang, maka beraktifitas lain bisa menjadi alternatif daripada terus-terusan mengikuti konten online shopping ini. Kita bisa misalnya mengurusi tanaman di taman rumah, berkreasi menata tampilan baru rumah kita, atau mencoba hal-hal baru yang kini menjadi trend kegemaran masyarakat untuk meramaikan ramadan dan hari perayaan idul fitri nantinya.
#Coba pekerjaan lain
Ramadan selalu mendatangkan suasana dan kesibukan baru. Pekerjaan musiman, banyak muncul dan meramaikan hari-hari selama bulan Suci ini. Penjual takjil misalnya, tumbuh menjamur meramaikan trotoar jalan saat sore menjajakan makanan buka puasa.
Tidak ada salahnya kita juga mencobanya, untuk sekadar menambah penghasilan memenuhi kebutuhan belanja. Bagi yang sudah pernah mencoba pekerjaan tertentu sebelumnya, tinggal menambah kreasi dan varian baru.
Tidak harus butuh modal besar atau keahlian khusus, yang penting bisa memenuhi konsumen. Fasilitas yang dipunya, seperti kendaraan, teras rumah, atau lahan kosong, bisa dimanfaatkan untuk usaha dan pekerjaan baru.
Gilang Nugraha A. dari Kepanjen Kabupaten Malang misalnya, sebut saja begitu, mencoba menekuni kafe teras rumah miliknya. Ia memanfaatkan momen ramadan yang memang lebih hidup suasananya saat malam hari. Ini dilakukannya di sela kesibukan membuat kerangka besi dan aluminium untuk rak pot bunga dan pagar taman.
Pekerjaan baru ini ditekuni Gilang belum lama, tepatnya setelah ia harus mengalami pemutusan hubungan kerja di sebuah pabrik di kota Sidoarjo karena terdampak pandemi.
Ada juga pekerjaan baru yang tengah dicoba Heru Totok (55), yang berjualan sayuran dan kebutuhan lauk di teras rumahnya di kelurahan Cempokomulyo Kepanjen. Momen ramadan sengaja dipilihnya untuk berjualan sayuran dalam paket kemasan ini.
Ia berharap, warga kampung di sekitar rumahnya lebih memilih lapaknya karena lebih dekat daripada harus ke pasar, atau menunggu penjual sayur keliling yang belum tentu kedapatan pas lewat depan rumah. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H