Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemanusiaan ala Pak Totok, Berbagi Senyampang Berpontang-panting Diri

31 Desember 2020   22:35 Diperbarui: 29 April 2021   07:58 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Heru Sumariyadianto (depan) (dok. pribadi)

"Sebentar lagi pasti ke sana, sobat. Ini selesaikan urusan kurang sedikit," demikian pesan terkirim di gawaiku, malam itu. Pesan chatt ini dikirim seorang teman yang belum lama saya kenal sebetulnya, Pak Totok (50) panggilannya, dari nama lengkapnya Agustinus Heru Sumariyadianto.
Ketika saya melihat angka jam di gawai, setengah kaget juga. 

Sudah cukup malam ternyata, waktu saat itu menunjukkan pukul 10 malam lebih. Sempat berpikiran juga, kalau terlalu larut dan capek dengan kegiatannya, gak mungkin sepertinya jika harus dipaksakan tetap mampir ke rumah.

Karuan saja, sekitar pukul 22.50 WIB, Pak Totok dengan motor buntut yang biasa ditumpanginya kemana-mana sampai juga di rumah kami. Hari yang melelahkan sebenarnya, namun saya tetap mempersilahkan bapak ini dengan senang hati.

Kedatangan pak Heru Totok memang lebih didasari silturahim dan mungkin rasa empatinya. Kebetulan, kami hari itu sedang berduka. Saya harus kehilangan dan merelakan kepergian almarhum ibu mertua tercinta, setelah dua hari mendapatkan perawatan medis intensif, hingga menemui ajalnya. 

Berbincang seperlunya seputar kondisi berat yang sempat teralami, kami berdua menghabiskan malam itu dengan sedikit santai. Saya yang mulai kelelahan, tidak melihat sedikitpun tidak nyaman dan kesan memaksakan diri pada pak Totok. Ketulusan dan empatinya, bisa tergambar dari cara berbicaranya, yang tetap semangat bercerita apapun hingga hampir dua jam tak terasa.

Siapa sebenarnya sosok pak Heru Totok? Sebatas yang saya kenal, karena memang masih beberapa bulan saja kenalinya, adalah orang punya empati sosial tinggi. Siapa sangka, ia sudah banyak terlibat dari kegiatan kerelawanan di berbagai tempat. Untuk kegiatan sosial kemasyarakatan, jangan ditanya juga kiprahnya.

Sempat ia bercerita belakangan, soal keterlibatan diri sebagai Relawan Tangguh satuan tugas (satgas) covid-19 Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Membantu pemulasaran jenasah pasien atau suspect positif covid-19 biasa dilakukannya. Sebagai relawan, setiap saat ia harus tetap siaga on-call, siap diajak terjun aksi kemanusiaan ini sewaktu-waktu.

Mengenal lebih jauh sosok pak Totok, semakin banyak yang membuat saya geleng-geleng kepala sekaligus bangga. Di paro baya usianya, sehari-harinya seperti dijalani tanpa berat hati. Langkah kakinya juga kerap jauh menjelajah, hingga pinggiran dan pelosok sekalipun. Semua berjalan dan dijalani apa adanya, tanpa keluh hati berlebihan.

Pandemi akibat virus corona yang mengepung keseharian kehidupan masyarakat kita selama berbulan-bulan, tidak lantas menjadikan ia acuh sekeliling. Di lingkungan tempat tinggalnya, keberadaan bapak satu anak ini cukup nyata. Nyaris tidak ada kabar dan aktifitas di kampung yang terlewat dari pantauan dan atensinya. Sehari-hari, Heru Totok tinggal dengan keluarganya di wilayah RT 18/RW 02 Kelurahan Cepokomulyo Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Padahal, bisa jadi keberadaan pria bongsor ini tidak selalu ada di wilayah permukimannya. Tak jarang ia jauh berada di tempat lain, bahkan berpindah-pindah tempat dalam sehari yang sama. Ibarat kata, membutuhkan seorang Heru Totok tidak bisa dipastikan posisinya, namun tetap terasa hadirnya meski ia entah ada dimana. 

Jadi, jangan heran jika waktu aktivitasnya bisa lebih lama, bahkan bisa hampir penuh 24 jam. Karena pilihan sosial dan empati kemanusiaan yang melekat padanya ini pula, maka hal biasa bagi pak Totok tidak bisa berlama-lama menikmati quality time di rumah. Dalam sehari, ia bisa saja bolak-balik keluar masuk rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun