Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tanpa Kelas, Menjadi Guru itu (Kini) Lebih Menantang?

6 November 2020   22:51 Diperbarui: 7 November 2020   11:21 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih banyak lagi tentunya. Pitutur dan nasehat baik seorang guru tak bisa didengarkan sewaktu-waktu semua anak didiknya. Keteladanan, kesabaran, empati dan afeksi guru tak bisa dilihat dan dirasakan anak-anak. Banyak peran dan contoh baik yang hilang, yang mungkin juga tak bisa tergantikan, dari sosok guru.

Lalu, adakah yang bisa dilakukan guru kini? Tidak sedikit yang bertanya nyinyir dan minor memang: sekolah diliburkan dan belajar cukup di rumah, apa yang dikerjakan guru? Anak-anak dapat apa dengan hanya belajar daring di rumah?

Sekali lagi, guru tak pernah lepas dari perubahan dan banyak diam dalam kevakuman. Situasi pandemik kini justru lebih menuntut guru. Konsep merdeka belajar atau pembelajaran jarak jauh misalnya, tidak serta merta menafikan keberadaan dan mempersempit perannya. Setidaknya, jangan sampai terjadi kekosongan pengetahuan dan kemerosotan hal-hal baik pada anak.  

Tuntutan dan tantangan bagi guru kini berbeda dibanding sebelumnya memang. Namun, kehadiran guru tetap ada dan dibutuhkan, meski tidak lagi dalam hiruk-pikuk suasana kelas. Ibarat pengadilan in absentia, guru tetap harus ada tanpa anak-anak di bangkunya. Berbagai simulasi juga tetap harus banyak diberikan oleh guru. Jangan sampai terjadi sesat pemahaman dan pengetahuan, jika terlalu membebaskan anak memahami sendiri yang harus dipelajarinya.

Guru kini juga dituntut mampu menjadi komunikator andal. Komunikasi yang tidak sekadar memperjelas, namun juga mampu membangkitkan motivasi dan harapan anak untuk tetap bersemangat belajar. Jika harus menghadirkan visualisasi (diri), tak cukup seperti halnya seorang presenter. Namun, bagaimana visualnya tetap mudah dicerna dan mengena.

Pilihan pada visual video misalnya, tantangan guru adalah memerankan diri bak vlogger atau youtuber. Atau, selayaknya aktor yang bisa dipahami pesan-pesan langsung maupun tersiratnya.

Masih beranggapan menjadi guru adalah pekerjaan enteng? Yakin, gak tertarik pekerjaan menantang seorang guru? Entahlah! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun