"Sebenarnya sih bukan tidak ada tetapi aku kasih karyaku kepada orang lain, orang itu adalah teman sekelasku" jelas Zara.
"Mengapa kau memberikan karyamu padanya ?" tanyaku heran.
"Untuk sekian tahun lamanya akhirnya aku mempunyai teman baru, dia selalu mengajakku bermain bersama. Sampai dimana dia terlihat begitu sibuk, pergi kesana dan kemari. Dari situlah aku menawarkan diri untuk membantunya mengerjakan tugas sekolah" jelas Zara yang langsung termenung.
"Aku tidak mau membuatnya kecewa dan lantas mengancamku jika aku tidak mengerjakan tugasnya dengan baik maka aku tidak akan pernah mempunyai teman lagi."
Zara adalah anak yang pendiam dan pintar, ia juga agak sulit untuk bergaul dengan teman-temannya. Ini adalah kelemahan yang mampu dimanfaatkan untuk menjadi alasan mereka.
"Dan kau mengiyakannya?" tanyaku.
"Ya...habis mau bagaimana lagi" jawabnya masih dalam keadaan tertunduk.
"Zara, jangan pernah mau mengerjakan suatu tugas yang bukan merupakan kewajibanmu walaupun saat itu niatmu hanyalah untuk membantu, dan itu merupakan hal yang baik"
"Tapi diakan temanku aku harus membantunya" kata Zara masih membela diri.
"Adakah teman yang mengancam temannya seperti itu?" tanyaku untuk meyakinkan pernyataannya.
Zara menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.