Mohon tunggu...
Muhammad Djamaluddin
Muhammad Djamaluddin Mohon Tunggu... -

Pelajar filsafat, suka dengan matematika & mesin pembelajran, tidak suka politik.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Film "Concussion" (2015) Dilihat dari Filsafat Sains

5 Desember 2018   19:00 Diperbarui: 5 Desember 2018   19:09 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dr Omalu bertemu dengan seorang Dokter otak terkemuka yang pernh mengecam temuan CTEnya untuk mengusulkan studi komprehensif tentang problem yg terjadi dengan pemain2 NFL, tapi Dokter tersebut menolak dengan kata2 yang menghina kredensial Dr Omalu sambil menekankan pengaruh positif NFL bagi Amerika. Dr Omalu mengecamkan Dokter tersebut walaupun seorang Dokter terkemuka tetapi mengesampingkan sains hanya karena pengaruh besar NFL untuk ekonomi.

NFL setuju mendengar pemaparan temuan Dr Omalu, tapi dia harus diwakili oleh Dr Julian karena NFL tidak mau dia berbicara di depan panel. Awalnya Dr Omalu menolak, tetapi akhirnya setuju diwakili Dr Julian. Tetapi ternyata NFL menolak semua temuan Dr Omalu, bagi mereka sudah cukup utk mendengarkan temuan Dr Omalu karena tidak ada bukti.

FBI mengintimidasi klinik tempat Dr Omalu bekerja dan mendakwa Bos Dr Omalu, Dr Cyril dengan 84 bukti kejahatan. Dr Omalu mengerti dakwaan ke bosnya adalah cara pemerintah menekannya agar berhenti riset CTE. Intimidasi terhadap istri Dr Bennet membuat istrinya stress sehingga anak yang dikandungnya keguguran. Mereka sudah menghancurkan kita, kata Dr Omalu. Diapun pindah ke kota lain meninggalkan rumah yang baru saja dia bangun untuk istrinya.

Tiga tahun kemudian, Seorang pemain NFL bunuh diri setelah mengalami depresi berkepanjangan dan meninggal pesan agar otaknya dianalisa. Setelah dianalisa, ditemukan efek CTE. Dr Omalu diundang oleh forum pemain NFL untuk mempresentasikan temuannya.

Akhirnya NFL dipanggil oleh kongres Amerika untuk menjelaskan tentang pengaruh permainan football pada kesehatan jangka panjang atletnya seperti penyakit Alzheimer, CTE atau yang lain. Tetapi NFL tidak menjawab dengan tegas, sehingga anggota kongres menganggap perilaku NFL sama seperti perusahaan tembakau di tahun 1990an yang menolak temuan rokok menyebabkan kanker tetapi kemudian terbukti kalah.

Sejak tahun 2011, ada 5000 pensiunan pemain NFL menuntut NFL karena menyembunyikan bahaya gegar otak selama ini. NFL setuju untuk menyelesaikan masalah tanpa perlu mengungkapkan ke luar apa yang mereka ketahui. Konsultan yang disewa NFL mengungkapkan temuan bahwa 28% pemain NFL akan menderita masalah kognitif seperti CTE.

Komentar dari sisi Etika sains dan dilema yang dihadapi oleh Dr Omalu dan Koleganya:

  • Adegan dimana Dr Omalu menjawab  kritik tentang cara kerjanya, menunjukkan seorang Dr Omalu adalah seorang yang menghormati profesi dan pasiennya, bahkan seorang yang sangat idealis. Setiap saintis memiliki idealisme sendiri dan Dr Omalu dokter otopsi yang idealis di bidangnya. Etika sebagai seorang dokter dia jaga walaupun terhadap orang meninggal.
  • Dr Omalu fokus pada penemuan sains dan tidak melihat dari sisi lain kecuali kebenaran dan independensi sains. Fokusnya adalah penemuan penyebab dari suatu fenomena, dan dia menganggap temuan itu sebenarnya bisa membantu pihak bukan malah mengancam kepentingan tertentu. Dari sisi Etika, pandangan Obyektifitas dari Dr Omalu ini suatu nilai yang mesti dijaga seorang saintis, fokus pada kebenaran ilmiah walaupun ternyata berbenturan dengan kepentingan pihak lain.
  • Proses penemuan fenomena CTE pada atlet NFL oleh Dr Omalu saat menyaksikan pertandingan NFL dan memikirkan kematian atlet tersebut ada kaitannya dengan geger otak, bisa dihubungkan dalam proses "creative-intuition" yang dipaparkan Karl Popper sebagai salah satu factor kemajuan dan penemuan dalam sains selain metodologi deduktif, bukan metodologi induktif. Dr Omalu, memaparkan hipotesa penyebab kematian dan melakukan penelitian di lab berdasarkan hipotesa tersebut dengan membedah otak pasien dan menemukan kerusakan akibat gegar otak.
  • Temuan Dr Omalu tidak diterima dengan baik oleh oleh pihak yang menganggapnya sebagai ancaman serius. Faktanya sains tidak independent tapi dipengaruhi oleh kekuasaan otoritas pemerintah dan organisasi besar. Dokter yang bekerja pada organisasi inipun tidak independent. Ini yang dimaksud oleh Prof Thomas Kuhn sebagai Subyektifitas Sains, yang dipengaruhi oleh otoritas, kepentingan dan paradigma.  Secara Etika, Dokter yang bekerja pada NFL telah menafikan obyektifitas sains karena temuan sains tidak diperhatikan akibat berbenturan dengan kepentingan NFL.
  • Dokter-dokter NFL juga tidak menunujukkan etika yang baik dengan tidak menunjukkan penghargaan yang pantas pada sesama kolega dokter, karena temuan dokter tersebut dianggap mengancam NFL.
  • Intimidasi yang dialami oleh Dr Omalu dan koleganya yang menemuan penyakit CTE pada pemain NFL, baik berupa ancaman verbal maupun tuntutan hukum akibat intervensi otoritas berkuasa, menunjukkan ancaman pada kebebasan intelektual terjadi di mana saja bahkan di negara maju seperti Amerika yang terkenal di bidang riset dan teknologi. Sementara tanpa kebebasan itu, sains akan mengalami stagnasi dan masyarakat akhirnya dirugikan. Dalam kasus ini karena temuan tentang CTE dianggap fraud, semakin banyak pemain NFL yang mengalami CTE tapi tidak terdeteksi.
  • Otoritas NFL, para pemain NFL dan pemerintah Amerika akhirnya menanggapi serius penyakit CTE setelah muncul kasus-kasus bunuh diri dan gangguan mental yang terus terjadi pada pensiunan pemain NFL. Ini terkulminasi pada pergeseran paradigma (paradigm shift) di amerika dalam memandang seriusnya masalah gegar otak para pemain olahraga fisik seperti American Football dan kaitan aktivitas yang mereka lakukan sepanjang karir dengan penyakit kognitif seperti CTE.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun