Mohon tunggu...
Muhammad Djamaluddin
Muhammad Djamaluddin Mohon Tunggu... -

Pelajar filsafat, suka dengan matematika & mesin pembelajran, tidak suka politik.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Film "Concussion" (2015) Dilihat dari Filsafat Sains

5 Desember 2018   19:00 Diperbarui: 5 Desember 2018   19:09 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Columbia Pictures

Film Concussion (2015) diangkat dari kisah nyata Dr Omalu, seorang ahli medis kelahiran Nigeria tetapi menetap di Amerika, yang menyelidiki tentang kematian beberapa atlet Sepakbola ala Amerika (American football). Dibintangi oleh bintang film seperti Will Smith (sebagai Dr Omalu), Alec Baldwin, film ini menceritakan tentang dilemma seorang saintis dan persoalan etika dan intimidasi yang dia dan koleganya hadapi ketika menemukan temuan sains yang dianggap merugikan pihak berkuasa.

Berikut adalah ringkasan jalan cerita dari Film Tersebut :

Pada adegan pembukaan, Dr Omalu diminta pengadilan untuk memberikan testimoni tentang terbunuhnya seorang wanita dan dia dihadirkan sebagai pembela dari tertuduh . Dengan pengalaman medisnya dia membela tertuduh yang hampir saja akan dieksekusi mati oleh pengadilan. Adegan ini menegaskan bahwa Dr Omalu, adalah seorang yang memang kompeten dalam bidangnya.

Cara Dr Omalu dalam otopsi tidak disukai oleh  seorang rekan sejawatnya karena dia melakukannya dengan lamban sementara rekan sejawatnya menangani otopsi dengan cepat. Dr Omalu berkata, "Saya dokter, orang mati adalah pasien saya, saya perlakukan pasien saya dengan penuh hormat". Saat ditanya oleh bos di kliniknya yang bernama Dr Cyril, kenapa selalu mengganti pisau bedah setiap kali selesai melakukan otopsi? Dia balik bertanya, "apa anda mau ibu anda yang meninggal dibedah dengan pisau yang sama digunakan untuk membedah pembunuh berantai?".

Situasi berubah ketika Mike Webster, seorang atlet American Footbal ternama didapati meninggal dunia setelah menderita penyakit yang tidak diketahui sehabis lama pensiun dari permainan. Diagnosa awal semua terlihat baik, CT scan dari otak korban normal, tapi korban sebelumnya selalu mengeluh rasa pusing yang parah. 

Mike Webster tidak menderita Alzheimer, umurnya masih 50 tahun. Rekan sejawat Dr Omalu menolak untuk melakukan otopsi lanjutan tetapi Dr Omalu ingin ada tes komprehensif mengenai otak korban, walaupun secara rekam medis semuanya terlihat normal. Ada sesuatu masalah serius yang tidak diketahui.

Dr Omalu setelah melakukan pengamatan di mikroskop kondisi otak Mike Webster, dia melihat ada kelainan pada otak korban. Setelah melakukan riset dan melihat video permainan American Football maka dia berhipotesa bahwa kerusakan pada otak pemain American Football seperti Mike Webster disebabkan adanya akumulasi benturan kepala saat permainan selama karir 20 tahun.

Penemuan ini dipresentasikan ke dokter ahli otak senior dengan premise otak manusia tidak dilindungi oleh proteksi akan mengalami gegar otak jika berbenturan pada kecepatan 60g (gravitational force), sementara head-to-head contact dalam American football biasanya 100g. Kesimpulannya permainan football membunuh Mike Webster

Bos dokter dari klub football mengatakan dia tidak suka penemuan Mike Webster, tapi sebagai ilmuwan dia tidak bisa menafikannya. Mereka menyebut penyakit diderita Mike webster sebagai Chronic traumatic encephalopathy (CTE) dan kemudian mempublikasikan penemuannya dalam sebuah jurnal terkemuka di dunia medis.

Ternyata penemuan Dr Omalu, mendapat reaksi negative dari tim ahli medis di NFL. NFL dan Kota Pittsburg mengancam klinik tempat Dr Omalu bekerja, agar mempengaruhi Dr Omalu untuk menarik temuannya dan menyatakan penemuan tersebut sebagai fraud.  

Dr Omalu mengumumkan temuan bahwa ada pemain NFL lagi yang meninggal karena pengaruh CTE.  Diapun mendapat kecaman keras dari Dokter yang dekat NFL dan mulai mendapat teror berupa telepon gelap ancaman pembunuhan. Tapi Dr Omalu mendapat bantuan dari Dr Julian, salah satu dokter yang pernah bekerja di team NFL tempat Mike Bennet bermain untuk Bersama-sama menghadapi NFL setelah melihat bukti dari Dr Omalu.

Dr Omalu bertemu dengan seorang Dokter otak terkemuka yang pernh mengecam temuan CTEnya untuk mengusulkan studi komprehensif tentang problem yg terjadi dengan pemain2 NFL, tapi Dokter tersebut menolak dengan kata2 yang menghina kredensial Dr Omalu sambil menekankan pengaruh positif NFL bagi Amerika. Dr Omalu mengecamkan Dokter tersebut walaupun seorang Dokter terkemuka tetapi mengesampingkan sains hanya karena pengaruh besar NFL untuk ekonomi.

NFL setuju mendengar pemaparan temuan Dr Omalu, tapi dia harus diwakili oleh Dr Julian karena NFL tidak mau dia berbicara di depan panel. Awalnya Dr Omalu menolak, tetapi akhirnya setuju diwakili Dr Julian. Tetapi ternyata NFL menolak semua temuan Dr Omalu, bagi mereka sudah cukup utk mendengarkan temuan Dr Omalu karena tidak ada bukti.

FBI mengintimidasi klinik tempat Dr Omalu bekerja dan mendakwa Bos Dr Omalu, Dr Cyril dengan 84 bukti kejahatan. Dr Omalu mengerti dakwaan ke bosnya adalah cara pemerintah menekannya agar berhenti riset CTE. Intimidasi terhadap istri Dr Bennet membuat istrinya stress sehingga anak yang dikandungnya keguguran. Mereka sudah menghancurkan kita, kata Dr Omalu. Diapun pindah ke kota lain meninggalkan rumah yang baru saja dia bangun untuk istrinya.

Tiga tahun kemudian, Seorang pemain NFL bunuh diri setelah mengalami depresi berkepanjangan dan meninggal pesan agar otaknya dianalisa. Setelah dianalisa, ditemukan efek CTE. Dr Omalu diundang oleh forum pemain NFL untuk mempresentasikan temuannya.

Akhirnya NFL dipanggil oleh kongres Amerika untuk menjelaskan tentang pengaruh permainan football pada kesehatan jangka panjang atletnya seperti penyakit Alzheimer, CTE atau yang lain. Tetapi NFL tidak menjawab dengan tegas, sehingga anggota kongres menganggap perilaku NFL sama seperti perusahaan tembakau di tahun 1990an yang menolak temuan rokok menyebabkan kanker tetapi kemudian terbukti kalah.

Sejak tahun 2011, ada 5000 pensiunan pemain NFL menuntut NFL karena menyembunyikan bahaya gegar otak selama ini. NFL setuju untuk menyelesaikan masalah tanpa perlu mengungkapkan ke luar apa yang mereka ketahui. Konsultan yang disewa NFL mengungkapkan temuan bahwa 28% pemain NFL akan menderita masalah kognitif seperti CTE.

Komentar dari sisi Etika sains dan dilema yang dihadapi oleh Dr Omalu dan Koleganya:

  • Adegan dimana Dr Omalu menjawab  kritik tentang cara kerjanya, menunjukkan seorang Dr Omalu adalah seorang yang menghormati profesi dan pasiennya, bahkan seorang yang sangat idealis. Setiap saintis memiliki idealisme sendiri dan Dr Omalu dokter otopsi yang idealis di bidangnya. Etika sebagai seorang dokter dia jaga walaupun terhadap orang meninggal.
  • Dr Omalu fokus pada penemuan sains dan tidak melihat dari sisi lain kecuali kebenaran dan independensi sains. Fokusnya adalah penemuan penyebab dari suatu fenomena, dan dia menganggap temuan itu sebenarnya bisa membantu pihak bukan malah mengancam kepentingan tertentu. Dari sisi Etika, pandangan Obyektifitas dari Dr Omalu ini suatu nilai yang mesti dijaga seorang saintis, fokus pada kebenaran ilmiah walaupun ternyata berbenturan dengan kepentingan pihak lain.
  • Proses penemuan fenomena CTE pada atlet NFL oleh Dr Omalu saat menyaksikan pertandingan NFL dan memikirkan kematian atlet tersebut ada kaitannya dengan geger otak, bisa dihubungkan dalam proses "creative-intuition" yang dipaparkan Karl Popper sebagai salah satu factor kemajuan dan penemuan dalam sains selain metodologi deduktif, bukan metodologi induktif. Dr Omalu, memaparkan hipotesa penyebab kematian dan melakukan penelitian di lab berdasarkan hipotesa tersebut dengan membedah otak pasien dan menemukan kerusakan akibat gegar otak.
  • Temuan Dr Omalu tidak diterima dengan baik oleh oleh pihak yang menganggapnya sebagai ancaman serius. Faktanya sains tidak independent tapi dipengaruhi oleh kekuasaan otoritas pemerintah dan organisasi besar. Dokter yang bekerja pada organisasi inipun tidak independent. Ini yang dimaksud oleh Prof Thomas Kuhn sebagai Subyektifitas Sains, yang dipengaruhi oleh otoritas, kepentingan dan paradigma.  Secara Etika, Dokter yang bekerja pada NFL telah menafikan obyektifitas sains karena temuan sains tidak diperhatikan akibat berbenturan dengan kepentingan NFL.
  • Dokter-dokter NFL juga tidak menunujukkan etika yang baik dengan tidak menunjukkan penghargaan yang pantas pada sesama kolega dokter, karena temuan dokter tersebut dianggap mengancam NFL.
  • Intimidasi yang dialami oleh Dr Omalu dan koleganya yang menemuan penyakit CTE pada pemain NFL, baik berupa ancaman verbal maupun tuntutan hukum akibat intervensi otoritas berkuasa, menunjukkan ancaman pada kebebasan intelektual terjadi di mana saja bahkan di negara maju seperti Amerika yang terkenal di bidang riset dan teknologi. Sementara tanpa kebebasan itu, sains akan mengalami stagnasi dan masyarakat akhirnya dirugikan. Dalam kasus ini karena temuan tentang CTE dianggap fraud, semakin banyak pemain NFL yang mengalami CTE tapi tidak terdeteksi.
  • Otoritas NFL, para pemain NFL dan pemerintah Amerika akhirnya menanggapi serius penyakit CTE setelah muncul kasus-kasus bunuh diri dan gangguan mental yang terus terjadi pada pensiunan pemain NFL. Ini terkulminasi pada pergeseran paradigma (paradigm shift) di amerika dalam memandang seriusnya masalah gegar otak para pemain olahraga fisik seperti American Football dan kaitan aktivitas yang mereka lakukan sepanjang karir dengan penyakit kognitif seperti CTE.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun