Mohon tunggu...
Ina S. Erwanda
Ina S. Erwanda Mohon Tunggu... -

the dream catcher.. the hole world for my own world... the big famous person for my children.. the strange for my dream.. the romantic person for my imagination.. the big trouble for my anger.. and.. the wise one for my another hope and wish...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berlari Menjauh

29 November 2017   14:15 Diperbarui: 29 November 2017   14:26 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berlari menjauh adalah kata tiga arah, 

Kau, Dia atau aku yang memandangmu.

Aku melihatmu berlari padaku

Maka akan kurentangkan tanganku untuk menyambutmu

Dengan sungging senyum penuh kemenangan

Dibalik mata ambisius penuh rencana

Dia melihatmu dengan linangan airmata

Berlutut dalam penyesalan

Melepas peluk hangatmu yang akan ia rindukan

Mata itu penuh air mata,

Namun berjuta rencana mengerling dalam matanya

Untuk mendapatkanmu kembali

Mungkin untukmu, atau mungkin hanya untuk egonya yang telah retak

Kau berlari menjauh dari cengkeramannya

Airmata yang kau gulirkan

Entah itu kebahagiaan atau kesedihan

Kerlingan matamu begitu pekat dan mengabut 

Kedua tanganmu terentang menantang angin, meraih takdirmu sendiri

Sebuah senyuman tersungging disudut bibirmu

Seakan lelah akan yang tlah kau lalui

Kau berhenti pada pertiga sisa langkahmu padaku

Matamu nanar memandangku

Lalu kau rebah seketika, semua kekuatanmu tlah menghilang

Sebuah belati tlah menembus jantungmu dalam pelarianmu

Yang tlah dia pisahkan dari sarungnya...

 Kau tlah berlari menjauh dariku, darinya dan dari ragamu sendiri..

29 november 2017

"Malaikat yang tak pernah terlihat"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun