Mohon tunggu...
Muhammad Dwi Adriansyah
Muhammad Dwi Adriansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UPS Tegal

Seorang Manusia Biasa yang ingin berkarya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayangmu

22 Mei 2018   21:39 Diperbarui: 22 Mei 2018   21:51 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Jean. Kamu di dalam? Tolong buka pintunya, aku ingin berbicara sama kamu" kataku sembari mengetuk pintu kamar. Namun, aku tidak mendengar suara Jean sama sekali.

            Aku kemudian mulai khawatir akan keadaan Jean di dalam. Dengan seluruh kekuatanku, kudobrak pintunya agar bisa terbuka. Pintu kamarku akhirnya dapat terbuka setelah dua kali usahaku untuk mendobrak pintu. Aku tidak bisa percaya ketika aku melihat tubuh Jean tergantung di langit-langit kamar setelah pintu berhasil terbuka. Aku langsung berlari menuju tubuh Jean yang sudah terbujur kaku. Aku tak dapat menahan air mataku yang mulai membasahi kedua mataku.

            "Jean!!! Apa yang telah kamu lakukan?! Kenapa kamu melakukan semua ini?!" teriakku sembari menangisi kepergian Jean. Mataku kemudian melihat selembar kertas yang dilipat dan diletakkan di atas timpat tidur. Aku mengusap air mataku dan mengambil kertas itu. Aku meletakkan tubuh Jean di atas pangkuanku. Aku lalu membuka kertas itu dan mulai membacanya.

            James, bila kamu telah membuka surat ini berarti aku telah pergi meninggalkanmu untuk selama-lamanya. Aku lakukan ini bukan karena aku tidak mencintaimu lagi, tetapi aku terpaksa melakukan ini karena aku tidak akan bisa hidup sendirian apabila nanti kamu tertangakap oleh polisi. Karena cepat atau lambat polisi akan menemukanmu dan menahanmu di penjara. 

Aku hanya dapat mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu dan begitu pula sebaliknya. Dari surat ini biarkanlah aku untuk menjelaskan semuanya agar menjadi lebih jelas walaupun telah terlambat. Nathan tidak akan pernah bisa berada di hatiku lagi, mas. Karena sekarang aku telah memilikimu sebagai suamiku. Waktu di acara reunian tadi memang Nathan memberikan seikat bunga kepadaku dan mencium tanganku karena dia ingin mengucapakan selamat atas pernikahan kita dan kehamilanku. Dia bilang bahwa kamu adalah orang yang paling tepat untuk memilikiku daripada dia. 

            Aku hanya dapat berpesan kepadamu. Carilah penggantiku untuk menemani hari-harimu di dunia ini. Selamat tinggal, James.

            Aku sangat menyesal atas perbuatanku saat itu. Kini aku hanya bisa terduduk dengan penuh sesal di dalam sel penjara setelah aku menyerahkan diriku ke polisi atas kasus pembunuhan. Aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri atas apa yang telah aku perbuat waktu itu. Aku merasa gagal untuk menjagamu untuk terus berada di sisiku. Aku kini hanya bisa merenung dan merenung. Menunggu hingga sisa hidupku berakhir dalam kegelapan dunia bersama dengan sisa-sisa bayangmu di relung jiwaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun