Berkelopak merah-hitam darah
rekah di senjakala
langit berpesta, warna canda.
Seucap melesat dari busur lidah
menusuk jantung tumpahkan darah
menekapar jiwa meronta
terinjak dan bangkit menghunus pedang
saat matahari memerah sinar
membakar:
“Kusuma Dendam”
[M.D. Atmaja, “Kusuma Dendam”]
Bantul – Studio SDS Fictionbooks, Selasa Legi, 29 Maret 2011.
http://phenomenologyinstitute.wordpress.com/
table.MsoNormalTable { text-align: justify; line-height: 150%; font-size: 11pt; font-family: "Calibri","sans-serif"; }
“Perahu melancar, bulan memancar
di leher kukalungkah oleh-oleh buat si pacar
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.”
(Chairil Anwar, “Cintaku Jauh di Pulau”)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H