"Sungguh malang nasibku dan semua orang yang jelek dan miskin." Hartanto tertawa renyah.
Suasana di Cangkir begitu ramai dengan canda dan tawa. Namun Hartanto merasakan kesunyian di dalam hatinya. Ia diam beberapa saat, melinting tembakau dan mulai merokok. Sambil terus diam, Hartanto menyumpahi kecantikan, ketampanan dan kekayaan. Tidak lama kemudian, Fais datang dan langsung ke meja Hartanto.
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!