Mohon tunggu...
mcDamas
mcDamas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Orang biasa (seperti kebanyakan rakyat Indonesia) yang sok ikut kompasiana meskipun terbata-bata. Bila teman bersedia, klik juga http://kitabiza.com, http://lampungsae.com, http://inacraftmart.comdan http://englishsolutioncenter.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bupati Kendal: PSK adalah Pahlawan Keluarga

23 Januari 2014   22:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:31 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13904911441570038895

Oleh karena itu, permasalahan PSK tidak bisa dibahas secara parsial tanpa menyentuh akar masalah dari terus berkembangnya wanita yang memilih terjun ke dunia PSK. Secara tradisional, bisa dipahami bahwa para PSK melakoni pekerjaannya karena desakan ekonomi dan sulitnya mencari alternatif sumber penghasilan. Tetapi di zaman modern ini, motivasi para pelacur juga sudah melebar, bukan saja karena desakan ekonomi tetapi karena tuntutan gaya hidup hedonistik yang harus dipenuhi.

Untuk mencari jalan tengah, Widya Kanti berencana mengganti slogan "Kendal Beribadat" menjadi "Kendal Hebat" agar sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat Kendal. Menurut sang Bupati dengan digantinya slogan “Kendal Beribadat” menjadi 'Kendal Hebat', bisa memotivasi orang Kendal untuk bisa menjadi orang hebat dan orang hebat bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak.

Inipun masih diprotes oleh warga:

“Ibu Bupati ini sangat pandai mengganti slogan "Kendal Beribadat" dengan "Kendal Hebat" karena "orang hebat bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk" kalau begitu apa orang yang beribadah tidak bisa memilih antara yang baik dan yang buruk ? Alasan ini bisa menyakitkan orang yang taat beribadah sesuai dengan agamanya karena orang yang taat terhadap Tuhan biasanya lebih baik dari pada orang yang "hebat negatif) misalnya hebat karena korupsi tidak ketahuan KPK, hebat karena ahli ngrampok, hebat karena punya isteri 7, hebat karena selingkuh dll, jadi "hebat" bisa positif dan negatif sedang "beribadat" hanya positif.” kata Kondo

Diperlukan kearifan yang paripurna dan argumen yang komprehensif dari semua pihak sebelum berwacana, apalagi bertindak. Bila PSK dihapuskan maka harus ada solusi yang ril dan permanen yang mampu menggantikan sumber penghasilan bagi para PSK; begitu juga bila dilegalkan, harus dipikirkan dengan matang konsekuensi dan dampak sosialnya.

Masyarakat seharusnya juga ikut aktif mencarikan atau menjadi bagian dari solusi untuk permasalahan PSK ini. Yang terjadi, seringkali masyarakat bersikap munafik; di depan protes keras; di belakang jajan PSK juga.

Bagaimana menurut Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun