Sepenggal pertanyaan reflektif, untuk saya, Anda (baik yang perokok aktif maupun pasif), mungkinkah kita punya kawasan bebas rokok? Terus terang, saya tergelitik untuk menumpahkan uneg-uneg ini karena beberapa hari ini terganggu oleh pemandangan iklan berjejer persis di depan pagar sekolah, yang kebetulan itu sekolah anak saya.Â
Sejauh pemahaman saya, pastilah daerah ingin juga dapat pendapatan dari iklan, apalagi dari sektor usaha ini, sangat menguntungkan tho! Tapi, mbok ya jangan di lokasi di mana anak-anak masa depan ini berkegiatan, carilah tempat yang lebih strategis.Â
Apa mungkin dalam benak para pengelola daerah ini berpikir, sekolah itu daerah strategis ya? Gimana ya, mengolah "rasa" dan pedulimu untuk masa tumbuh kembang anak. Benar-benar saya merasa khawatir kalau tidak ada secuil "rasa" itu untuk memimpin, bahkan di kota yang relatif mungil ini.
Tapi bagi saya, area itu harusnya bisa diprioritaskan untuk tidak menjadi ajang iklan, apalagi rokok. Kalau melihat sekeliling, depan sekolah terdapat kampus, yang (mungkin) lebih cocok untuk iklan tersebut, karena siswanya sudah disebut mahasiswa, usianya sudah bukan anak lagi karena lewat 18 tahun.Â
Dari segi pemikiran, sudah bisa memilih produk-produk yang mau dikonsumsi. Lah, ini depan sekolah TK-SD-SMP bro. Masa iya dijejali iklan begini? Saya merasa pemerintah tidak peduli pada kebutuhan anak-anak. Ayo kita bahas Kota Layak Anak, yang sudah menjadi visi kota ini, jangan hanya berhenti setelah berlembar-lembar komitmen dan peraturan dicanangkan. Wujudkan dengan aksi nyata dong!
Apa yang dimaksud dengan KLA?
Kota Layak Anak itu suatu pembangunan kabupaten/kota yang mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk pemenuhan hak-hak anak.
Jadi, konsep pembangunan kota itu berdasar pada tujuan pemenuhan hak anak. Bukankah memang anak-anak yang nantinya menjadi penerus kehidupan ini? Jika kita tidak menyiapkan proses tumbuh kembangnya, kita mau berharap pada generasi yang seperti apa.
Nah, dalam KLA tahun 2017 ada 24 indikator yang menjadi penilai seberapa kota bisa disebut layak anak. Menarik dibahas bahwa konsep KLA itu mencakup 5 klaster, yang salah satunya Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan, lebih khusus lagi dalam indikator 16 mengenai Tersedia Kawasan Tanpa Rokok. Coba deh kita cek, dalam indikator ini bisa dilihat 2 hal:
- Semua fasilitas umum dan tempat di mana anak banyak berkumpul, bebas asap rokok
- Tidak ada iklan rokok, di tempat publik di mana anak banyak berkumpul
Terjawab sudah kegelisahanku. Seharusnya kota ini bisa menata promosi rokok di beberapa kawasan prioritas. Mengintip pada Ranperda yang sudah selesai dibahas, paling tidak ada 4 kawasan yang harusnya bisa terbebas dari asap rokok, yaitu:
- Kawasan pendidikan
- Tempat pelayanan kesehatan
- Tempat ibadah
- Kawasan bermain anak