Mohon tunggu...
Iwan Mtq.
Iwan Mtq. Mohon Tunggu... Freelancer - sedang belajar membaca hari ini dari masa lampau agar tak lewat begitu saja...

senang jalan-jalan mengunjungi yang telah tiada untuk memahami diri di kemudian nanti untuk kembali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Percakapan Tulang dengan Tanah #2

2 Januari 2020   20:55 Diperbarui: 2 Januari 2020   21:25 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanah yang baik akan memunculkan tumbuhan yang sehat dan kuat, menghasilkan makhluk ciptaan-Nya mengisi dunia di atasnya. Termasuk manusia yang lahir dari saripati tanah, hanya saja tidak semua tahu darimana ia dilahirkan sehingga dengan mudah dan congkanya merusak tanah tempatnya berpijak dan kembali.

LEGENDA BURUNG CULI

"Oom Tan... masih inget gak dulu waktu aku mulai kau timbun apakah tali pocongku dilepas gak yak oom?"

"Kenapa tiba-tiba kau tanya yang udah lewat Tor... apa yang ada di benakmu?"

Terdengar berisik di atas, tentang tali pocong yang dilepas ato kagak sih, dan jaman dulu waktu aku kecil ada cerita tentang burung culi. Jika ada mayat yang dikubur yang tali pocongnya tak dilepas, burung akan selalu terbang dan hinggap di wuwungan rumah orang-orang yang turut mengubur jenazah. Kamu kan dah ribuan bahkan jutaan tahun ada di sini tentunya paham tentang kejadian sebelum aku ditanam bersamamu Oom...

Maap Tor, aku tak perhatiken dengen seksama dan tak ada usrusannya denganku, setiap tubuh yang dikubur pasti kulahap lumat sampai habis entah dikafani atau tidak, dikasih baju ato tidak itu suka-suka manusia yang hidup di atas sana bagiku setiap tubuh mati sama saja. Kalok burung culi culi mungkin juga rekaan mereka yang hidup, manusia kan pandai mengarang cerita yang seru seram dan lucu kan Tor, mau percaya ato tidak ya urusan yang hidup lah.

"Memang kamu pernah melihat sendiri burung itu?"

"Belum Oom...  Hanya dengar cerita" sahutnya cepat

"Yasudah kalo begitu lupakan saja, toh kamu tetap di sini kan tak kemana-mana bangunin orang tuk lepas tali pocong"

Iya yak Oom... tapi tetep aja penasaran, cerita-cerita di atas itu macem ragam dan kadang simpang siur juga, masyak di metropolitan masih ada burung begituan yak...

Yang bikin aku bingung adalah cara mereka memperlakukan jenazah itu lho Oom, kalo dulu sih asal nurut mbah kaum beres deh, sekarang banyak aliran dan corak yang mempunyai cara sendiri berdasar pembenaran kelompoknya, seperti gerunjing ibu-ibu di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun