Kata-kataku seperti angin yang lalu,
Tak pernah sampai, hilang tanpa jejak di kalbu.
Mungkin aku terlalu kasar, atau mungkin lembut,
Tapi apapun itu, tetaplah aku yang luput.
Saat kau termenung, aku mencoba mengerti,
Namun seringkali usahaku malah kau hindari.
Entah kenapa, aku selalu salah,
Meski niatku tulus tak pernah berubah.
Ketika emosi meluap dalam dirimu,
Aku merasa kecil, tak berdaya di hadapmu.
Setiap senyum yang kuberi, kau anggap ejekan,
Setiap perhatian, kau lihat sebagai tekanan.
Aku hanya ingin kau tahu satu hal,
Meski terlihat salah, aku takkan goyah.
Akan terus ada, di sisimu berdiri,
Meskipun langkahku sering tak dimengerti.
Biar waktu yang menenangkan badai ini,
Meski kini aku tersesat dalam kebingungan abadi.
Sampai akhirnya tenang merengkuh kita,
Aku tetap mencintaimu, meski sering salah di matamu.
Bingung dan Salah di Siklusmu
By: Rahman009
Ada saat ketika aku terdiam di sini,
Di antara tawa dan tangismu yang silih berganti.
Seperti melangkah di jalan penuh teka-teki,
Setiap langkahku seolah tak pernah berarti.
Kuucapkan kata dengan lembut dan penuh hati,
Namun di matamu, salahku tak pernah pergi.
Kadang aku bingung, kadang aku pasrah,
Seperti hujan deras yang tak kunjung reda.
Kau berkata aku tak mengerti perasaanmu,
Padahal setiap detik aku berusaha menujumu.
Namun, setiap usaha seakan berujung sama,
Aku selalu salah di hadapan cintamu yang berkelana.
Aku berdiri di persimpangan rasa,
Antara memahami atau kembali mencoba.
Kadang ingin aku mundur, namun cinta menahan,
Biarpun siklus ini penuh kebingungan.