Pernah gak sih kamu berada di posisi pengen banget nikmatin hidup tapi takut tabungan masa tua mu habis?
Atau pernah gak sih, kamu berpikir kemana ya uang yang kamu dapat selama ini? Kok kayaknya gak ada jejak, habis gitu aja.
Atau pernah gak si, Â kamu berpikir pengen jadi kaya tapi kok kelihatannya sudah banget ya untuk digapai?
Dan pernah gak sih kamu nyesel setelah ngabisin uang kamu untuk beli sesuatu?
Kalo kamu perna mikir semua hal di atas aku mau rekomendasiin buku yang satu ini.
Judul: I Will Teach You To Be Rich
Pengarang: Ramit Sethi
Penerbit: BacaÂ
Tahun: 2022
Tetap kaya tapi foya-foya? Kenapa enggak?
Dari buku ini saya belajar bahwa sebenarnya kita itu tetep bisa kok belanja hal yang kita suka.
Tanpa harus takut uang kita bakal habis begitu aja.
Ramit Sethi menawarkan solusi bagus buat kamu yang suka banget foya-foya tanpa buat kamu jadi miskin.
Yakni dengan nerapin yang namanya 'belanja berkesadaran'.
Mengeluarkan sebanyak mungkin uang yang kamu punya untuk satu hal yang kamu sukai, tapi mengirit sebanyak mungkin untuk hal-hal yang umum.
Contohnya gimana?
Misal si Alder suka naik gunung, Alder akan rela untuk ngekos di tempat yang kecil asal dia punya tabungan untuk naik gunung setiap 6 bulan.
Atau contoh lain, si Nirma suka banget ikut event maraton. Nirma baka rela gak beli iPhone keluaran terbaru cuma untuk ngumpulin duit ikut ke event London Maraton.
Jadi kita harus selalu sadar dalam menggunakan uang dan menentukan skala prioritas.
Kaya Itu Subjektif!Â
Gimana sih versi kaya menurutmu ? Punya rumah mewah di daerah Menteng, Jakarta? Atau punya Maclaren warna kuning?
Apapun itu, Kamu harus punya versi kaya menurutmu sendiri, bukan ikut-ikutan orang lain. Buat lah versi kaya mu dan kejarlah dengan sungguh-sungguh.
Contohnya gimana?
Misal kaya menurut Budi adalah bisa memberangkatkan bapak dan ibunya Haji di Mekkah.
Ketika Budi sudah bisa mewujudkan impiannya itu maka Budi sudah kaya. Tak perlu lagi ada hal yang disesalinya.
Begitu juga kamu, kamu harus punya kaya versimu sendiri? Karena kalau kamu pikir kaya itu adalah  punya banyak uang dibandingkan manusia yang lain, kamu keblinger namanya hehe.
Dalam 1 dekade terakhir saja sudah berapa kali pergantian nama yang memiliki predikat paling kaya menurut beberapa majalah.
Intinya gak akan ada habisnya, untuk itu mulai dari sekarang buatlah versi kaya mu, karena kaya itu subjektif.
Biarkan uangmu berkembang selagi kamu tertidur
Investasi jangka panjang dengan segala prosesnya adalah pilihan terbaik untuk bisa menjadi kaya.
Tidak ada kaya instan, yang instan cuma Indomie hehe (klise banget ya).
Tapi Ramit Sethi punya argumen bahwa compounding adalah cara paling ampuh untuk bisa menjadi kaya.
Membiarkan uang berkerja untuk kita bukan malah sebaliknya.
Buku ini juga dilengkapi dengan beberapa tips and trik seperti cara wawancara kerja dan negosiasi gaji.
Hal yang kurang saya sukai dari Buku Ini
Bukan merasa lebih pintar dari Ramit Sethi yang sudah punya segudang pengalaman di bidang psikologi uang.
Tapi sebagai pembaca saya punya pemikiran sendiri ( ya gitu deh menurut ku gak semua dari buku harus kita telan mentah-mentah).
Salah satu yang tidak saya sukai adalah optimalisasi kartu kredit, menurut Sethi salah satu cara untuk bisa menjadi kaya adalah dengan mengoptimalkan penggunaan kartu kredit.
Baginya kita semua sebenarnya bisa mendapatkan untung dari menggunakan Kartun Kredit.
Saya kurang sepakat, bagi saya alangkah bahagianya bila hidup tanpa hutang.
Selain itu ada beberapa bahasan yang tidak bisa diterapkan di Indonesia karena belum adanya sistem pendukung.
Seperti IRA dan lain-lain, selain dari yang sudah saya jelaskan, menurut saya buku ini cukup bagus untuk dibaca, terkhusus untuk kamu yang masih bingung bagaimana cara uang bekerja.
Tentang Penulis
Ramit Sethi adalah pakar keuangan dengan sejumlah prestasi yang dimilikinya.
Di antaranya mendapatkan predikat Wealth Wizar dar majalah Forbes dan mendapatkan predikat New Guru on the Block dari majalah Fortune.
Bahkan buku berjudul I Will Teach You To Be Rich ini dijadikan sebuah dokumenter oleh Netflix dengan judul yang sama.
# resensi bukuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H