Diskusikan pengalaman mu dengan orang-orang yang dapat kamu percaya dan temukan cara untuk saling mendukung dalam menghadapi situasi yang sulit.
4. Tetapkan batasan:
Penting untuk menetapkan batasan yang jelas dalam hubungan kerja dengan bos yang toksik.Â
Tentukan apa yang dapat kamu bisa toleransi dan apa yang tidak. Jika batasan pribadi  dilanggar, sampaikan dengan tegas ke bosmu tentang batasan tersebut.Â
Dengan menegaskan batasan, kamu memperlihatkan keberanian dan memberikan pesan bahwa Anda menghargai diri sendiri.
5. Fokus pada self improvement
Meskipun menghadapi bos yang toksik bisa sangat menantang, jangan biarkan hal itu menghentikan pertumbuhan karirmu.Â
Fokuslah pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan di tempat kerja. Mengasah keterampilan baru dan meningkatkan keunggulan Anda dapat membantu Anda merasa lebih percaya diri dan memberikan alternatif positif dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.
6. Kelola stres dengan baik:
Stres yang disebabkan oleh bos yang toksik dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan fisik dan mental Anda. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan baik.Â
Temukan teknik yang efektif untuk meredakan stres, seperti olahraga, meditasi, atau hobi yang menyenangkan. Pastikan Anda memberikan waktu yang cukup untuk beristirahat dan pulih agar dapat menghadapi tantangan dengan kepala yang jernih.
7. Pertimbangkan opsi lain:
Terakhir, jika situasinya menjadi tidak dapat ditoleransi dan memengaruhi kesejahteraan Anda secara signifikan, pertimbangkan opsi lain seperti mencari pekerjaan baru atau meminta perpindahan ke departemen atau tim yang berbeda.Â
Pilihan ini mungkin tidak selalu mudah atau praktis, tetapi penting untuk mengutamakan kesejahteraan dan kebahagiaanmu dalam jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H