Kita akan melihat, bagaimana cara ia mengembangkan SDM yang berkualitas. Yang siap kerja, atau siap berusaha.
Bagaimana pula, ia mewujudkan link and match yang sesuai dengan era industri 4.0?
Banyaknya jurusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri harus menjadi perhatiannya. Nadiem dianggap lebih bisa melihat jenis pekerjaan yang dibutuhkan di masa mendatang.
Anda tahu, ketidaksesuaian yang terjadi selama ini adalah kemubaziran. Bisa jadi itu sebagai sebab tingkat pengangguran masih tinggi.
Pengembangan SDM unggul sebuah keniscayaan yang menjadi tanggung jawabnya. Bahkan, itu menjadi prioritas utama Kabinet Indonesia Maju.
Kehadiran Nadiem diharapkan bisa menjawab tantangan itu. Dengan menggunakan cara yang tidak biasa-biasa saja. Dengan cara yang berbeda.
Itulah mengapa pemilik perusahaan decacorn ini dipercaya untuk membidani kementerian yang memiliki kompleksitas masalah dan rentang kendali yang sangat luas.
Program link and match yang disampaikan Presiden Jokowi sebenarnya bukan hal baru.
Tahun 1993-1998 Mendiknas, Wardiman Djojonegoro pernah melakukannya.
Jokowi menganggap program itu masih relevan. Justru inilah saat yang tepat untuk mengangkat kembali program itu.
Di tangan Nadiem bisa jadi program itu akan segera diwujudkan. Naluri bisnisnya akan mendorongnya untuk bergerak lebih cepat.