Meskipun Society 5.0 menawarkan banyak keuntungan, ada tantangan yang harus dihadapi dalam penerapannya di bidang pendidikan. Salah satunya adalah kesenjangan akses terhadap teknologi. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap perangkat digital dan koneksi internet yang memadai, yang dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam kesempatan belajar.Â
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan lembaga pendidikan perlu menyediakan akses teknologi yang merata bagi semua siswa, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil. Selain itu, adopsi teknologi dalam pendidikan juga menuntut guru untuk terus meningkatkan keterampilan mereka.Â
Guru tidak hanya harus menguasai teknologi baru, tetapi juga memahami cara mengintegrasikannya ke dalam metode pengajaran mereka. Pelatihan dan pengembangan profesional sangat penting agar pendidik dapat mengoptimalkan teknologi untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa.Â
Tantangan lain adalah masalah etika dan privasi, mengingat risiko data siswa yang dapat disalahgunakan atau bocor. Oleh karena itu, diperlukan regulasi yang ketat dan pengawasan yang baik untuk melindungi data pribadi siswa. Sekolah dan universitas juga perlu mengajarkan pentingnya literasi digital, termasuk aspek etika penggunaan teknologi, agar siswa memahami risiko dan tanggung jawab dalam era digital.
Era Society 5.0 menawarkan peluang besar untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan masa depan. Pendidikan tidak lagi hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter, keterampilan sosial, dan kemampuan berpikir kritis.Â
Teknologi menjadi alat yang dapat membantu mencapainya, tetapi manusia tetap menjadi pusat dari proses pendidikan.Â
Untuk meraih potensi penuh dari Society 5.0, perlu ada kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, perusahaan teknologi, dan masyarakat. Pendidikan yang ideal di era ini adalah pendidikan yang mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi, tetapi tetap mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan.
 Dengan demikian, generasi mendatang tidak hanya akan siap menghadapi tantangan masa depan, tetapi juga mampu berkontribusi pada masyarakat dengan cara yang lebih bermakna dan bertanggung jawab. Pembelajaran di era Society 5.0 membawa perubahan signifikan dalam cara kita belajar dan mengajar. Teknologi menjadi alat yang sangat penting, tetapi kemanusiaan tetap menjadi esensi dari proses pendidikan.Â
Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya fokus pada peningkatan keterampilan, tetapi juga pada pembentukan karakter yang kuat, sehingga Society 5.0 benar-benar menjadi masyarakat yang inklusif, di mana teknologi dan kemanusiaan berjalan beriringan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H