Mohon tunggu...
Dimas Ragil Mumpuni
Dimas Ragil Mumpuni Mohon Tunggu... Startup Founder -

The Journey of Thousand Miles Begin With Single Word. Walk!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bahan Bakar Para Orang Besar

1 November 2016   23:28 Diperbarui: 1 November 2016   23:52 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gatot Harijoto
Gatot Harijoto
Dalam menjalankan misinya sebagai seorang seniman. Beliau tidak hanya menjalankannya sebagai sebuah hobi atau pekerjaan semata. Ada kepahaman bahwa untuk mencapai sustainability maka fungsi bisnis harus dijalanka. Selain aktif menulis beliau selalu menjalankan bisnis sebagai seorang seniman dengan menjual beragam produk seni. Mulai dari membuat wayang, lukisan, buku yang dijualnya di event seni yang diadakan di salah satu tempat ibadah orang hindu (Pura) di Desa Senduro. Dengan harga per karya sekitar Rp300.000-Rp2.000.000 terus dijajakkan kepada pendatang. Aspek seni menjadi nilai tambah sebuah produk yang dijual. Namun, hanya sedikit orang yang memahaminya. Untuk mencapai sebuah keberlanjutan usaha dan misi hidup, perlu sebuah perlindungan. Perlindungan itu penting karena sebuah misi yang baik haruslah didukung oleh pihak-pihak yang tergerak hatinya untuk melindungi dan menjaga kelestarian tersebut. Menjadi seniman sekaligus pengusaha adalah sebuah kombinasi yang cukup berat bagi beberapa orang. Tiga bahan bakar utama tersebut adalah kunci sukses tercapainya misi. Perlindungan terbaik atau asuransi  terbaik perlu diperhatikan sebagai penumbuh rasa aman bagi para pendukungnya. Misi sebagai seniman untuk meneruskan tongkat estafet kepada generasi penerus dengan membuat bisnis yang memiliki keberlanjutan dan bahan bakar utama berupa passion adalah kombinasi tepat mencapai kesuksesan.

Lambat-laun pertanyaan apakah passion mampu menjamin kesuksesan menemukan jawabannya. Proses menjalani hidup sebagai seorang guru dan penggerak seni dan budaya dan pengusaha  adalah sebuah pekerjaan yang dicintainya. Kepuasan dan kebahagiaan ketika menjalankannya adalah hal yang beliau peroleh/. Bukan hanya itu, sebuah hasil bahwa melihat semakin banyak anak muda yang lebih peka pada seni, semakin cinta dengan teater dan semakin menghargai karya sastra adalah sebuah hal lain. Itu adalah meaning atau arti untuk orang lain yang coba beliau wariskan. Jawaban itu semakin menegaskan bahwa ketika kita mengejar sesuatu yang kita inginkan bukan hanya untuk diri sendiri namun berdampak pada orang lain maka semesta akan mendukungnya.

Melihat hal tersebut saya jadi teringat sebuah konsep orang besar. Sebagian besar orang melihat orang besar adalah orang yang berpengaruh kepada orang banyak. Orang besar adalah orang yang memiliki jabatan. Orang besar adalah orang yang mempunyai power kuat dan biasanya berada di pusat dimana keputusan besar itu ada. Namun, ada konsep lain yang menyatakan bahwa orang besar itu adalah orang-orang yang mau kembali ke kampung-kampung, daerah-daerah dan komunitas-komunitas kecil. Mengajarkan mereka hal yang tidak terlalu besar. Dengan membawa misi tertentu hingga akhirnya orang-orang kecil disekitarnya itu memperoleh dampak akan suatu hal yang membawa arti dalam hidupnya. Beliau adalah orang besar di konsep kedua. Orang besar yang balik kampung dari perantaunnya dengan membawa misi menyebarluaskan nilai-nilai seni dan budaya pada sekelompok anak-anak penerus bangsa dan mengubah paradigma mereka tentang penghargaan dan penghayatan nilai seni itu sendiri. Orang besar yang mempunyai passion dalam dirinya yang ditampakkan dalam energi sepanjang masa abdinya sebagai guru dan setelah pensiun. Beliau adalah Bapakku. Bapak yang menjadikan passion sebagai bahan bakar hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun