Pertanyaannya kemudian adalah, apakah kedepan akan terus seperti ini? Setiap kali ada hal yg kurang jelas atau salah faham, lalu keluarin saja bulldozer, babat langsung, libas... biar habis...
Kalau benar begitu jalan pemikirannya, sungguh membuat saya semakin ingin bertanya.
Pantaskah orang diberi wewenang atau tanggung jawab atau kekuasaan apabila mereka belum dewasa secara emosi dan belum mempunyai jiwa kebijaksanaan layaknya seorang pemimpin?
Â
Siapakah kita semua di Kompasiana?
Said Didu bilang, bahwa kita semua adalah pengangguran dan ibu-ibu yg nggak punya kerjaan hahaha..
Menurut saya, kita semua adalah sama, manusia.. Kesamaan lainnya adalah kita sama-sama tidak dibayar oleh Kompasiana. Ya dari hari ke hari menulis dan berargumentasi, tidak ada yg membayar.
Â
Lalu apa bedanya? Nah yg beda adalah selera kita menulis dan cara kita berinteraksi. Tetapi perbedaan itupun tidak membuat yg satu menjadi lebih baik dari yg lain. Belum tentu orang yg menulis artikel di kanal tertentu pasti lebih hebat dari yg lain atau sebaliknya. Karena perbedaan itu hanyalah selera yg dipilih oleh masing-masing individu.
Â
Karena itu dalam kesempatan ini saya ingin mengingatkan kita semua, marilah kita (senior dan junior) berempati kepada sesama. Kita tidak tahu bagaimana keadaan pribadi masing-masing K-er. Kita tidak tahu bagaimana lingkungan dia tinggal. Kita tidak tahu bagaimana keadaan sekitar dia. Kita tidak tahu bagaimana kepribadiannya. Kita tidak tahu bagaimana keadaan pikirannya.