Mohon tunggu...
mbak Yun
mbak Yun Mohon Tunggu... Pensiun -

Life is beautiful https://penatajam.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[SuDuk] Konflik Resolusi di Kompasiana

21 Januari 2016   18:59 Diperbarui: 22 Januari 2016   05:26 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kedua, tentang tidak ada bakat di fiksiana atau tidak cocok di fiksiana.

Tidak ada bakat dan tidak cocok di fiksiana itu jelas beda artinya.

“Tidak ada bakat “ itu berarti orang yg tidak bisa menulis sama sekali. Merangkum kata-kata untuk menjadikan sebuah ceritapun tidak bisa, alur cerita tak karuan, gambaran waktu juga tak karuan, alur pembicaraan dari para karakter tidak sinkron dan banyak lagi. Tapi apakah memang mas Hendrik seperti itu?

 

Kalau pengirim sungguh merasa mas Hendrik seperti itu, tulisan dia tidak memenuhi standard fiksiana. Bukankah lebih manusiawi kalau dia diberi bimbingan atau diberi saran yg membangun, bagaimana menulis dengan baik, diberi masukan, tehnik-tehnik menulis dsb. Supaya bakat dia bisa berkembang.

Sedangkan, “ tidak cocok di fiksiana ”, ini bisa dengan sangat mudah diselesaikan.

Bisa saja pengirim meminta admin untuk memindahkan artikel ke kanal lain, karena admin lah yg pegang tombol. Beres sudah.. nggak ada yg sakit hati, tersinggung, atau merasa dibodohkan. Begitu pula pengirim tidak kelihatan seperti diktator yg mau menang sendiri dan memperlakukan orang lain seperti nothing.

Setahu saya tulisan mas Hendrik juga mendapat apresiasi dari Admin, buktinya ada artikelnya yg ada di kolom Artikel Pilihan. Jadi bilang bahwa dia tidak berbakat adalah kurang tepat. Kecuali itu adalah suatu kesepakatan sebuah team yg menilai sehingga bisa dikatakan suatu keputusan bersama. Jadi bisa saja itu hanya opini satu atau dua orang, dan belum tentu suatu kebenaran.

 

Sungguh sangat disayangkan masalah yg kecil tetapi cara penyelesaiannya sangat berlebihan, dengan bulldozer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun