Mohon tunggu...
mbak Yun
mbak Yun Mohon Tunggu... Pensiun -

Life is beautiful https://penatajam.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asbestos The Silent Killer ( 6 )

31 Desember 2015   14:09 Diperbarui: 31 Desember 2015   14:28 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya dengan menerima kenyataan maka menolong pikiran kita untuk tidak menjadi in deniel. Sebaliknya akan lebih mudah bagi kita untuk berpikir yg positip.

Belajar mengenali masalahnya. Memang peraturan belum ada dan produk yg mengandung asbestos tidak jelas, karena tidak adanya pelabelan, sehingga membuat kita bingung, mana bagian rumah yg mengandung asbestos dan mana yg tidak. Namun sekarang kita bisa belajar mengenali hal ini, ada referensi pada tulisan saya sebelumnya. Kita bisa berusaha dengan memulai langkah kecil, yaitu mulai dengan melindungi keluarga sendiri.

Kita harus aware akan bahayanya asbestos. Jangan termakan oleh analisa, bahwa proses perkembangan penyakit yg disebabkan asbestos memakan waktu lama; aaahhh masih lama.. gak apa-apa, karena pemikiran itu justru mengalihkan keperdulian kita pada orang-orang terdekat yg kita sayangi. Data menyebutkan bahwa tidak semua orang pasti sakit, kalau menghirup asbestos. Tetapi jangan biarkan data itu mengalihkan kita dari kenyataan bahwa penyakit itu mematikan. Kalau orang sudah terdiagnosa, artinya dokter menyatakan bahwa orang ini memang menderita kanker dari asbetos, maka penderita hanya punya harapan hidup  6 - 18 bulan. Karena itu kita tidak bisa mengabaikan begitu saja.  Apalagi kanker mesothelioma belum ada obat yg bisa menyembuhkannya, ini fakta. Ada kemoterapi dan obat untuk mengurangi rasa sakit, juga supaya bertahan hidup, tetapi tidak ada obat yg menyembuhkannya.

Aaahh... nanti saja menunggu pemerintah untuk bertindak. kalau itu alasannya, pertanyaannya kemudian KAPAN?  Kapan pemerintah akan bertindak? Jangan biarkan waktu lewat begitu saja tanpa kita berbuat apa-apa untuk mereka - keluarga yg tersayang.

Untuk anak-anak, ceritanya akan lain lagi . Seperti cerita Jane Krsevan dari Australia,  dia masih kecil ketika terekspose asbestos, bapaknya seorang tukang; sebagai tukang dia sering memasang kotak insulasi untuk air panas di rumah-rumah orang. Bahan dari kotak itu ada campurannya asbestos. Jane sering menemani ayahnya yg memotong lembaran papan semen asbestos di garasi rumahnya. Jadi tanpa sadar dia menghirup debu yg mengandung serat asbestos yg tipisnya 200 lebih kecil dari rambut manusia. Sebenarnya bukan hanya Jane yg menghirup, tetapi bapaknya tentu menghirup juga. Tetapi hanya Jane yg kena Mesothelioma. Peristiwa 40 tahun yg lalu menjadi awal dari mesothelioma berkembang di dalam tubuhnya.  

 

Beritanya bisa dibaca di sini:
http://www.smh.com.au/national/still-breathing-the-devils-dust-20130618-2ogk9.html

Oleh karena itu sangatlah penting untuk melindungi keluarga tersayang, terutama anak-anak  yg masih sangat muda. Janganlah memandang remeh akibat dari Asbestos ini, karena akibatnya adalah mati.

Adalah tugas kita sebagai orang dewasa untuk melindungi anak-anak. Sebagai orang dewasa kita wajib mengambil keputusan yg benar demi untuk keselamatan anak-anak. Kalau mereka terekspos pada waktu mereka masih sangat muda, maka bisa dikatakan bahwa kesalahan atau kelalaian ada ditangan kita.

Maka jangan lagi berusaha untuk mengesampingkan dg berbagai alasan yg dicari.
Carilah info yg jelas, belajar untuk lebih tahu dan upayakan untuk mengurangi resiko bagi keluarga tercinta. Jangan bawa pulang serat asbestos ke rumah !!

playgro.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun