Disiplin adalah gerbang menuju kesuksesan. Di kehidupan sehari-hari, sering kita temui atau jumpai beberapa hal yang dilakukan seseorang tidak atas dasar kedisiplinan.Â
Sebagaimana yang kerap terjadi adalah, semisal dalam sebuah pertemuan yang telah disepakati kumpul dengan tepat waktu. Masih ada saja yang datang terlambat.Â
Ada lagi contoh, saat menghadiri acara. Diundangan tertera bahwa acara akan dimulai pada pukul 8.00 WIB. Tiba dijam tersebut, belum ada peserta yang hadir. Sehingga acara dimulai melebihi waktu yang sudah dijadwalkan.
Kedua contoh fenomena ironi situasi di atas merupakan salah satu sikap yang tidak mencerminkan nilai pendidikan karakter disiplin. Yakni disiplin dengan dirinya sendiri dan disiplin terhadap waktu. Padahal kita tahu, menghargai waktu itu penting disadari karena terdapat ungkapan bahwa waktu adalah uang (time is money).
Disiplin itu sendiri, berarti suatu sikap dan tingkah laku yang mencerminkan perilaku tertib dan patuh. Ciri-ciri orang yang disiplin, di antaranya selalu menaati peraturan, tepat waktu, hidup terjadwal dengan teratur, dan melaksanakan tugas dengan baik dengan membiasakan diri disiplin.Â
Seperti halnya tokoh Agam dalam dongeng Belajar dengan Tekun, edisi 9 September 2018. Tokoh Agam digambarkan Herdita Dwi R. sebagai seorang siswa sekolah dasar di kota Binjai, Sumatera Utara. Sikap disiplin yang dilakukan tokoh terbukti pada tuturan tokoh sendiri yang berbunyi:
"Kalau disiplin belajar setiap hari, pasti akan lebih mudah mencerna materi. Contohnya saat aku merasa masih kurang di pelajaran matematika, aku coba selalu mengulang-ulang pelajaran itu sampai aku bisa," jelas Agam lagi." (BT).
Cuplikan kutipan tuturan dongeng Belajar dengan Tekun di atas merupakan bukti nyata adanya sikap kedisiplinan terhadap diri tokoh.Â
Kata 'setiap hari' yang terdapat pada tuturan tokoh Agam adalah bukti kuat atas sikap disiplin tokoh yang belajar setiap hari.Â
Tokoh Agam memiliki sikap disiplin dengan selalu belajar. Hal itu dilakukan tokoh supaya lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
Dari dongeng Belajar dengan Tekun di atas dapat dijadikan pelajaran menarik, gunakan waktumu semaksimal dan sebaik mungkin. Ingat, waktu terus berputar. Kalau saja diri berhenti, sama artinya tergolong orang yang merugi.Â