Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nilai Pendidikan Karakter Disiplin dalam Dongeng Nusantara Bertutur

13 Agustus 2019   08:55 Diperbarui: 13 Agustus 2019   09:15 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jejekpendidikan.com

Disiplin adalah gerbang menuju kesuksesan. Di kehidupan sehari-hari, sering kita temui atau jumpai beberapa hal yang dilakukan seseorang tidak atas dasar kedisiplinan. 

Sebagaimana yang kerap terjadi adalah, semisal dalam sebuah pertemuan yang telah disepakati kumpul dengan tepat waktu. Masih ada saja yang datang terlambat. 

Ada lagi contoh, saat menghadiri acara. Diundangan tertera bahwa acara akan dimulai pada pukul 8.00 WIB. Tiba dijam tersebut, belum ada peserta yang hadir. Sehingga acara dimulai melebihi waktu yang sudah dijadwalkan.

Kedua contoh fenomena ironi situasi di atas merupakan salah satu sikap yang tidak mencerminkan nilai pendidikan karakter disiplin. Yakni disiplin dengan dirinya sendiri dan disiplin terhadap waktu. Padahal kita tahu, menghargai waktu itu penting disadari karena terdapat ungkapan bahwa waktu adalah uang (time is money).

Disiplin itu sendiri, berarti suatu sikap dan tingkah laku yang mencerminkan perilaku tertib dan patuh. Ciri-ciri orang yang disiplin, di antaranya selalu menaati peraturan, tepat waktu, hidup terjadwal dengan teratur, dan melaksanakan tugas dengan baik dengan membiasakan diri disiplin. 

Seperti halnya tokoh Agam dalam dongeng Belajar dengan Tekun, edisi 9 September 2018. Tokoh Agam digambarkan Herdita Dwi R. sebagai seorang siswa sekolah dasar di kota Binjai, Sumatera Utara. Sikap disiplin yang dilakukan tokoh terbukti pada tuturan tokoh sendiri yang berbunyi:

"Kalau disiplin belajar setiap hari, pasti akan lebih mudah mencerna materi. Contohnya saat aku merasa masih kurang di pelajaran matematika, aku coba selalu mengulang-ulang pelajaran itu sampai aku bisa," jelas Agam lagi." (BT).

Cuplikan kutipan tuturan dongeng Belajar dengan Tekun di atas merupakan bukti nyata adanya sikap kedisiplinan terhadap diri tokoh. 

Kata 'setiap hari' yang terdapat pada tuturan tokoh Agam adalah bukti kuat atas sikap disiplin tokoh yang belajar setiap hari. 

Tokoh Agam memiliki sikap disiplin dengan selalu belajar. Hal itu dilakukan tokoh supaya lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

Dari dongeng Belajar dengan Tekun di atas dapat dijadikan pelajaran menarik, gunakan waktumu semaksimal dan sebaik mungkin. Ingat, waktu terus berputar. Kalau saja diri berhenti, sama artinya tergolong orang yang merugi. 

Sebaliknya, ketika waktu dan diri berputar (mau berbuat), artinya tergolong orang yang untung. Keberuntungan akan menimpa dengan sendirinya. Sebab, tidak ada perjuangan yang sia-sia, asalkan berjalan di papan yang benar. Seperti yang dialami tokoh Agam.

 Berkat belajar setiap hari, tokoh mendapat nilai 100 hasil dari ujian tematik. Hal ini mengingatkan pesan Jim Rohn, Sukses tidak lain adalah menerapkan sedikit disiplin yang sederhana, dilatih setiap hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun