Mengutip I Nyoman Tingkat dalam Sastra di Mata Guru (2013), pengembangan profesi guru dapat diwujudkan dengan menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan guru, baik berupa buku, artikel, reviwer buku, maupun laporan penelitian.
Kekaryaan dalam rangka pengembangan profesi bagi guru, khususnya adalah motivasi memutus anggapan guru rabun literasi. Sebab, kemampuan dan kekreatifan guru dalam mengajar dapat dilihat apa yang dibaca dan ditelateni.
Produk Literasi Sekolah
Semarak literasi, sebenarnya sudah dikondisikan cukup baik di bidang pendidikan Indonesia. Hanya saja konsistensi dalam mengembangbiakkan iklim literasi, baik pada siswa dan guru kurang dikomunikasikan. Secara sadar, literasi bagi kehidupan amatlah penting. Kendati itu, gerakan literasi diwajibkan ada dan ditekankan pada kurikulum sekolah.
Perihal literasi pada siswa dinilai sudah nampak dipermukaan. Artinya, dibandingkan sebelumnya mengalami peningkatan yang dratis. Hal itu ditandai, banyaknya generasi muda yang mulai eksis di dunia kata. Mereka melahirkan gagasan dan pemikiran baru dalam menghadapi tantangan dunia.
Sebagaimana contoh gerakan sekolah literasi gratis yang didirikan tahun 2016 di Kota Ponorogo, kini melahirkan banyak penulis muda. Karya-karya yang dibukukan, di antaranya cerpen, esai, dan artikel ilmiah. Bukti nyata itu, adalah wujud keberhasilan dari pembiasaan iklim literasi.
Mengutip Ali Bin Abi Thalib, "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya"Â menjadi pembiasaan literasi yang dapat dipratikkan. Pembiasaan literasi membaca dan menyatat hal penting menjadi bekal melatih kepekaan kita mengikuti perkembangan zaman.
Sudah pasti, produk literasi sekolah mampu melejit hebat dengannya pembiasaan tersebut. Namun, kaitannya hal itu pendampingan perlulah. Baik secara personal maupun komunitas.
Baiknya iklim literasi di sekolah akan berwarna terang dengan adanya kekaryaan dari berbagai pihak. Tidak saja di wajibkan pada siswa, tetapi juga guru. Misal dengan program satu guru satu buku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H