Selanjutnya, untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam melakukan evaluasi digunakan acuan (referrence), yaitu acuan norma dan acuan patokan. Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang menggunakan norma keberhasilan kelompok sebagai batu ukuran. Sedangkan, Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang menggunakan suatu patokan (kriteria) sebagai dasar penentuan tingkat keberhasilan dalam evaluasi. Dalam penilaian acuan norma, keadaan hasil kelompok dijadikanukuran menentukan hasil evaluasi. Artinya, berhasil atau tidaknya siswa ditentukan berdasarkan keadaan keberhasilan kelompoknya. Berbeda penilaian acuan patokan, yaitu dengan menggunakan standar yang bersifat mutlak. Keberhasilan pada penilaian ini dilihat dengan membandingkan dengan patokan itu. Tujuan PAP adalah untuk meneliti secara pasti tujuan atau kompetensi yang diterapkan sebagai kriteria keberhasilan. Hal ini diterapkan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa dalam mencapai standar yang ditentukan.
Proses dari evaluasi yang dilakukan tersebut, melewati beberapa teknik yang dapat menyebutkan bahwa hasil belajar siswa selama itu. Yaitu teknik tes dan bukan tes. Teknik tes ini biasanya berupa tes lisan, tes perbuatan atau tindakan, dan tes tertulis. Tes lisan dilakukan secara lisan, tujuannya untuk: menilai kemampuan dalam memecahkan masalah, menilai proses berpikir, terutama kemampuan melihat hubungan sebab-akibat, Â menilai kemampuan menggunakan bahasa lisan, dan menilai kemampuan mempertanggungjawabkan suatu pendapat atau konsep yang dikemukakan. Biasanya hal yang perlu disiapkan, seperti pedoman pertanyaan dan penilaian. Tes perbuatan dilakukan dengan menjawab menggunakan perbuatan atau tindakan. Manfaatnya dapat mentest kemampuan melakukan suatu perbuatan berdasarkan petunjuk atau teori tertentu, dapat mentest kemampuan yang sudah dilakukan secara verbalisasi (kata-kata), dan siswa mampu akan menyadari kemampuannya, sehingga menimbulkan motivasi. Biasanya dalam tes ini menggunakan alat, seperti alat tugas yang harus diselesaikan, bahan serta alat yang diperlukan, dan lembaran pengamatan untuk mengamati kegiatan selama menyelesaikan tugas. Dan terakhir, tes tertulis dilakukan secara tertulis baik jawaban maupun pertanyaan.Sementara teknik bukan tes, biasanya pelaksanaannya menggunakan seperti wawancara, pengamatan, skala penilaian, dan daftar cek. Secara umum kedua teknik tersebut mempunyai manfaat dan kegunaan masing-masing.
Nah, itulah bagaimana seorang guru saat melakukan proses belajar mengajar. Ternyata dibutuhkantahapan yang sangat padat guna membangkitkan dan menumbuhkan keberhasilan pendidikan di Indonesia. Karena guru sejatinya, tidak sekadar menguasai kompetensi, tetapi juga ahli dan mampu mengoperasikan media juga metode pengajaran yang beragam agar proses pembelajaran terasa nyaman dan tidak membosankan.
Suci Ayu Latifah, mahasiswi STKIP PGRI Ponorogo, sekaligus Koordinator Sekolah Literasi Gratis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H