Pingin Berkendara Aman Dan Nyaman, Tidak Ada Persiapan Yang Instan - Beberapa hari yang lalu, publik dikejutkan dengan insiden kecelakaan yang mengakibatkan berpulangnya artis Vanesa Angel dan Febri Ardiansyah (Bibi) suaminya.Â
Penyebab pastinya belum diumumkan secara resmi dari pihak kepolisian, tapi sementara (masih) diduga akibat supirnya mengantuk. Lokasi peristiwa itu tepatnya adalah di tol Jombang KM 672.
Cukup mengagetkan memang. Karena disamping mereka adalah selebritis yang terkenal. Kehidupan Vanesa Angel setelah menikah, cukup mendapat perhatian dari masyarakat Indonesia.Â
Hampir 2 tahun menikah, mereka dikaruniai seorang anak berusia 16 bulan yang lagi lucu-lucunya bernama Gala Sky Ardiansyah. Sejak itulah sosok Vanesa menjadi semakin terlihat keibuan, istri yang kuat serta tegar dengan berbagai macam pelajaran hidup dan pebisnis yang makin moncer.Â
Begitu juga Bibi yang selalu mengsupport apapun kondisis istrinya. Di mata netijen dia adalah sosok pria dan suami yang hebat serta sukses membimbing Vanesa menjadi lebih baik.
Peristiwa ini tidak saja membuat satu Indonesia bersedih. Tidak hanya merasa kehilangan dengan meninggalnya Vanesa dan Bibi.
Tapi juga iba dengan kondisi Gala yang mendadak sekarang harus menjadi yatim piatu karena kehilangan mami dan papinya sekaligus. Ucapan doa dan simpati masih berbondong-bondong menghiasi media sosial mereka sampai detik ini.
Tapi terlepas dari musibah yang berhubungan dengan Vanesa, Bibi dan Gala tersebut. Kita seperti diingatkan kembali bahwa penyebab kecelakaan itu kadang dari hal yang kecil atau sepele yang sering kita abaikan.Â
Dan itu bisa terjadi pada siapa saja. Mungkin kemarin-kemarin kita tidak sadar telah melakukan hal seperti itu. Tapi ketika ada kabar musibah ini, seperti diingatkan kembali. Dalam hati hanya bisa menyebut nama Tuhan dan bersyukur masih bisa dilindungi oleh-Nya.
Hal-hal kecil atau yang kita anggap sepele misalkan bermain hape ketika menyetir. Itu yang paling berbahaya. Apalagi sepertinya jalan tol itu sepi dan lengang.Â
Apalagi kalau jalannya mulus. Mengendarai di atas 100 km/jam pun tidak akan terasa. Makanya kadang lepas kontrol bisa mencapai 150 km/jam bahkan diatasnya.Â
Padahal pihak pengelola jalan tol juga sudah memberlakukan aturan kalau kecepatan tidak boleh di atas 100 km/jam. Ada CCTV yang memantau dan pasti tidak akan terhindar dari tilang.
Di kota Surabaya ada juga tol dalam kota, dengan kondisi jalan yang hampir sama. Saya sendiri hampir setiap hari melewati tol kota, menemani suami ambil dokumen klien karena kebetulan usaha suami adalah ekspedisi. Memilih lewat jalan tol merupakan pilihan atau jalan pintas untuk menghindari macet.
Kebetulan beberapa klien kami lokasi kantornya di wilayah pergudangan pinggir kota yang aksesnya memang harus lewat jalan tol.Â
Jadi kami tidak bisa menghindari sering berpapasan dengan kendaraan-kendaraan besar seperti container atau truk yang punya ban dobel. Jadi rasanya ngeri-ngeri sedap. Dan pastinya mulut ini tidak akan pernah berhenti terus bersholawat.
Dengan pengalaman pribadi yang sering menggunakan akses jalan tol dalam kota. Kalau mau  perjalanan jauh atau luar kota yang harus melewati jalan tol, butuh persiapan yang cukup matang. Apalagi sekarang jalan tol sudah menjadi pilihan favorit karena lancar dan perjalanan luar kota juga makin pendek waktunya.
Kali ini saya bikin tips (untuk saya sendiri) yang selama ini sudah sering saya lakukan. Mudah-mudahan bermanfaat buat sobat kompasianer.
Rutin cek kondisi kendaraan.Â
Jangan menunggu mau dipakai perjalanan jauh saja, baru cek kendaraan secara total. Ini sih kebiasaan saya juga hehehehe. Padahal kalau dipakai setiap hari, beban kendaraan bermotor itu semakin berat.Â
Terutama mesinnya juga makin lama akan makin menurun. Kalau kita cek secara rutin, efeknyapun jangka panjang akan tetap enak dikendarai.Â
Terutama kendaraan roda 4, harus dicek setiap hari terutama ban sama rem. Kalau  yang lainnya mungkin bisa sebulan sekali (tergantung kebutuhan juga).
Cek perlengkapan dan peralatan yang wajib ada di mobil.Â
Selain ban cadangan, ada beberapa perlengkapan dan peralatan yang wajib ada di dalam mobil. Seperti Kotak P3K yang isinya gunting kecil, perban, cairan pembersih, gunting kecil dan beberapa obat-obatan.Â
Yang nggak kalah pentingnya adalah dongkrak, segala macam kunci untuk membuka ban dan segi tiga pengaman untuk tanda ketika mobil kita berhenti di pinggir jalan karena ada masalah.
Sopir harus fit.Â
Jadi tidurnya harus cukup, sebelum melakukan perjalanan. Kalau perjalanan jauh, usahakan ada sopir cadangan. Kalau perginya sekeluarga, biasanya suami dan anak bisa gantian. Tapi kalaupun terpaksa suami tidak ada yang menggantikan, stamina harus dipersiapkan supaya tetap bugar selama diperjalanan.
Yang duduk di samping sopir harus standby.Â
Kebetulan saya orangnya susah tidur kalau perjalanan naik mobil pribadi ke luar kota. Jadi saya cukup betah melek sekalian buat nemenin suami atau anak yang lagi bertugas sebagai sopir. Usahakan memang jangan tidur.Â
Karena takutnya sopir ketularan ngantuk. Jadi harus sering diajak ngobrol supaya tidak ngantuk. Saya juga bertugas untuk menerima dan menjawab kalau ada telpon atau WA. Takutnya ada telpon yang sangat penting. Itu juga menghindari supaya sopir tetap fokus mengendarai.
Manfaatkan rest area untuk beristirahat.Â
Itulah gunanya ada rest area di jalan tol. Walaupun sekedar ke kamar kecil, sembahyang atau mencari makanan, tapi rest area juga bisa membuang kebosanan setelah perjalanan jauh.Â
Yang terpenting, rest area sangat berguna buat sopir melepas lelah. Fasilitas di rest area sekarang juga sangat komplit. Setelah beristirahat biasanya cukup fresh untuk melanjutkan perjalanan lagi.
Mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajaran yang sangat berharga dari peristiwa ini. Dan semoga tidak akan ada lagi kejadian seperti itu. Makanya kita harus tetap waspada dimanapun berada terutama bagi yang melakukan perjalanan panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H