Saya mau berbagi pengalaman nih, ketika belanja di salah satu online shop. Jadi beberapa waktu yang lalu, saya ingin membeli dispenser air minum yang galonnya diletakkan di bawah.Â
Iseng-iseng saya melihat-lihat produk yang saya cari itu di salah satu marketplace bernama BL. Padahal biasanya saya selalu membeli di SP.Â
Dari sekian banyak produk yang ditawarkan, harganya rata-rata berkisar di atas 1.5 juta ke atas. Tapi akhirnya saya tertarik dan memilih satu produk yang disitu tercantum harga 800 ribu.Â
Seperti tersihir karena melihat nominal harga yang paling murah. Gambarnya pun sama dengan toko yang lain. Dari merk terkenal pula.
Tidak lupa saya membaca semua deskripsi dan memahami dari cara pemesanan sampai pembayaran. Maklum karena baru pertama kali pesan di BL ini. Dan saya pikir semua sistem pasti nggak jauh beda.Â
Akhirnya saya menuntaskan proses pemesanan dan melakukan pembayaran. Sembari menunggu siapa tahu ada inbox dari penjual, mungkin ada data saya kurang lengkap. Ternyata sampai sehari tidak ada. Berarti aman dong.
Selanjutnya saya tinggal menunggu barang datang. Setelah hampir seminggu, tiba-tiba ada paket dari online shop BL. Ini nih yang saya tunggu, pikir saya.Â
Karena waktu itu saya juga lagi nunggu satu pesan paket saja dan tidak pesan di tempat lain kecuali di BL. Tapi ketika saya lihat, paket yang datang itu berupa kota kecil sebesar 20x20 cm.Â
Sebelum saya buka paket tersebut, saya coba cek ulang data-data pesanan saya. Bolak balik saya pastikan mana yang salah, karena saya merasa yang saya pesan adalah dispenser. Pasti paketnya gede dong. Lha ini kok kecil banget? Setelah hampir satu jam, akhirnya saya menemukan jawabannya.
Jedeeeeeeerrr......bagai mendengar suara halilintar, ternyata yang saya beli adalah pompanya buat menarik air. Panik nggak? Panik nggak? Paniklaaaahh....masa engggaaaak hehehehehe. Seolah menertawakan diri sendiri.
Ternyata saya memang kurang teliti. Gambar yang tercantum di halaman online shop itu ada beberapa slide. Jadi saya tertipu dengan slide yang pertama yaitu foto dispensernya. Baru slide ke dua dan ketiga adalah foto pompa yang dijual. Dan saya tidak sampai membuka-buka gambar yang lain.Â
Rasanya kesel banget waktu itu. Jadinya saya sempat berprasangka buruk, apakah trik jualan mereka seperti itu?
Saya langsung chatting sama penjualnya dan menjelaskan bahwa saya salah pesan. Apakah pesanan saya itu bisa ditukar. Nambah duit juga nggak papa, asal barang yang saya beli sekarang ini tidak mubadzir.
Sudah dapat ditebak jawaban dari penjualnya bahwa barang tesebut tidak bisa ditukar karena sudah masuk sistem. Jadi saya harus memesan barang lain dengan prosedur awal lagi.
Antara kesal karena kebodohan saya dan (spontan) emosi juga karena saya merasa penjualnya kok tidak membantu banget. Tapi saya tidak bisa dong marah-marah sama penjualnya karena semua murni kecerobohan saya.Â
Saya nggak bisa membayangkan kalau saya membeli produk tersebut dengan sistem COD. Apa saya juga akan marah-marah seperti ibu yang videonya viral itu? Terus barangnya dikembalikan begitu saja?
UNTUNG RUGI BELANJA SECARA COD
Saya pernah berbelanja dengan sistem COD. Itupun awal-awal saya belanja lewat online. Sebenarnya dengan tujuan supaya bisa melihat barang yang kita beli itu sesuai atau tidak.Â
Memang kita diuntungkan kalau barang itu tidak sesuai bisa dikembalikan. Apalagi saat itu lagi marak banget, penjual yang punya modus hanya untuk menipu.
Waktu itu saya beli sprei dengan ukuran 160x200 warna hijau. Tapi ternyata yang datang sprei warna ungu dengan ukuran 120x200. Tentu saja tidak akan muat di kasur punya saya dong.Â
Kalau masalah warna sih bisa diatur. Kebetulan juga warna ungunya bagus. Tapi daripada barang mubadzir tidak kepake, akhirnya saya kembalikan lagi. Dan kurirnya juga tidak masalah setelah saya jelaskan.Â
Saya tidak rugi apa-apa karena tidak membayar sepeserpun. Apalagi ternyata barang yang saya pesan juga tidak ada. Terus bagaimana dengan penjual dan pihak ekspedisi?
COD atau Cash On Delivery itu sebenarnya sistem pembayaran online shop yang paling digemari. Karena memang pembeli banyak diuntungkan dengan bisa mengecek dulu barang yang dibeli apa sudah sesuai atau belum.Â
Kalau memang tidak cocok atau tidak sesuai dengan yang dipesan, tentu saja perjanjiannya bisa dikembalikan.Â
Tapi pada praktiknya, sistem ini sangat merugikan penjual. Mereka sudah mengeluarkan biaya untuk packing dan kurir. Kalau akhirnya barang tersebut tidak terbeli, pasti kerugiannya tidak kecil.Â
Makanya, banyak juga penjual yang tidak mau menggunakan sistem COD. Jadi dari pihak pembeli pun harusnya memahami.
Baca juga  ya!
Aneka Buku Bacaan yang Mengisi Masa Kecil Saya
Pecel Tumpang, Membawa Kuliner Kenangan dari Blitar ke Surabaya
KIAT AMAN BERBELANJA ONLINE
Sebenarnya saya termasuk orang yang tidak terlalu suka belanja lewat online. Karena saya tidak mau menghadapi risiko barang di luar ekspektasi dan banyak banget testimoni atau berita yang berkembang dengan banyaknya pembeli yang kecewa dengan berbagai macam alasan.Â
Lagipula saya saya lebih suka menyentuh barang atau melihat langsung fisik barang yang pengen saya beli.Â
Dulu sebelum pandemi, saya beberapa kali belanja online hanya untuk barang-barang yang tidak memiliki risiko tinggi seperti baju atau sprei. Tapi memang sebelumnya sudah mempersiapkan diri kecewa kalau barang yang kita terima tidak sesuai dengan ekspektasi.Â
Kemudian pandemi melanda tanah air, saya harus mencari cara belanja yang aman supaya tidak sering keluar rumah. Akhirnya mau tidak mau saya mencoba untuk belanja secara online.
Dari beberapa pengalaman di atas, saya ingin berbagi tips supaya belanja online tidak terlalu berisiko.
- Pilih marketplace yang sesuai.Â
Seperti pengalaman yang saya ceritakan di atas. Kalau tidak biasa membeli barang di online shop selain langganan, nggak usah coba-coba. Kita akan terjebak dengan sistem yang tidak kita pahami.
Selama kita nyaman beli disalah satu marketplace, memang lebih baik jangan mudah berganti haluan. Apalagi tawaran diskon. Karena biasanya penjual itu punya akun banyak juga. Bisa jadi dia punya akun di TP, BL atau SP.
Jadi mau beli di mana saja, yang penting kita bisa membandingkan harga. Karena banyak banget pilihan dan kita bisa mencari harga yang terbaik. - Cek Status dan testimoni dari pembeli.Â
Biasanya ini yang pertama saya cek kalau mau membeli barang di online shop. Testimoni itu sudah cukup menggambarkan apakah toko tersebut kredibel atau tidak.
Minimal toko tersebut sudah mendapat bintang dari pembeli. Dan testimoni tidak hanya satu atau dua, lebih banyak lebih bagus. Jadi terlihat kalau toko itu sudah banyak pelanggannya. - Pisahkan tabungan untuk kebutuhan keluarga dan untuk belanja online.Â
Terutama yang ada fasilitas m-banking. Kalau menurut saya ini yang paling penting. Hasrat belanja itu akan sering muncul kalau fasilitas yang kita gunakan serba mudah.
Contohnya, kalau kita merasa di m-banking ada dana maka kita akan dengan gampang untuk tergoda membeli sesuatu yang (mungkin) belum kita butuhkan. Karena proses pembayaran juga makin cepat dan mudah.
Tapi semakin sulit atau semakin panjang prosesnya, kita masih bisa punya waktu berpikir. Kira-kira apa barang tersebut benar-benar kita butuhkan. - Pilih sistem pembayaran yang tidak berisiko tinggi.Â
Saya jarang banget belanja dengan sistem COD. Karena alasannya cukup simpel, saya jarang ada di rumah. Kalau paket isinya barang yang tidak berisiko, tinggal di lempar ke teras sama mas kurir.
Lagipula COD atau transfer sebenarnya nggak ada bedanya, sama-sama tetap bayar. Tapi mungkin melihat dari sisi keuangan kita juga sih atau kesulitan mau transfer pembayaran. Semua kembali ke pilihan masing-masing. - Belilah barang dengan telit dan hati-hati, jangan karena emosi.Â
Sebenarnya tidak beda dengan belanja dalam kondisi normal, karena belanja online juga rawat godaan. Apalagi kalau lagi rileks, sambil rebahan dan makan camilan.
Ketika melihat barang-barang di online semuanya terlihat bagus dan menarik sekali. Bisa-bisa tanpa sadar, keranjang belanja akan terus bertambah. Dan akan terus menari-nari dipikiran kalau tidak segera di proses. Tul nggak?
Itulah berbagi sedikit dari pengalaman saya ketika salah belanja di online shop. Sejak itu, saya makin teliti sebelum benar-benar memutuskan untuk berbelanja secara online.Â
Memang menyenangkan sekali, tapi risikonya juga tidak kecil bagi orang yang terlalu teburu-buru seperti saya. Jadi tetap ya, teliti sebelum membeli!
Happy shopping!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI