Sontak dia lari menuju ruang makan di lantai bawah. Bu Tejo hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan anak bungsunya. Â Ternyata Deri langsung minum dan makan bergabung dengan ayah dan kakak-kakaknya. Mungkin karena sudah kelaparan dan haus sudah tidak terpikir cuci muka dulu.
"Deri, lain kali jangan tidur setelah ashar. Apalagi menjelang buka puasa dan maghrib. Tidak elok." tegur pak Tejo dengan nada yang kalem. Kalau bu Tejo biasanya dengan gaya bicara yang meledak-ledak tapi sangat peduli dengan anak-anak. Pak Tejo kebalikannya. Beliau lebih tenang dan halus.
"Iya ayah. Tadi Deri ketiduran karena capek semalam tidak tidur sampai sahur." jawab Deri sambil mengunyah pisang goreng kesukaannya.
"Itulah kalo kebanyakan main game. Akhirnya tadi malam nggak berangkat tarwih juga kan? sahut Deni sang kakak.
Spontan Deri melotot, kaget mendengar kalimat yang dilontarkan kakaknya. Dia nggak menyangka kalau Deni tahu kalau semalam dia nggak tarwih. Padahal pamit dari rumah berangkat tarwih lanjut tadarusan di masjid dekat rumah sama teman-temannya. Kebetulan puasa tinggal beberapa hari lagi. Jadi anak-anak yang ikut ngaji mau mengejar target katam Al Quran.
"Lho jadi kamu nggak tarweh Der?" tanya bu Tejo. Matanya sudah bulat melotot menahan amarah. Pak Tejo juga menatap tajam ke arah Deri.
Sholat Tarwih adalah kewajiban yang sudah ditegakkan di keluarga Tejo dari anak-anak kecil. Sebenarnya mereka sangat patuh dan penurut. Tapi Namanya juga anak-anak. Apalagi Deri masih duduk di bangku SMP kelas 7. Keinginan untuk bermain masih tinggi. Beda dengan Deni yang sudah kuliah dan Desi yang baru lulus SMA.
Deri masih tertunduk tak berani mengangkat wajahnya. Tapi mulutnya tetap mengunyah. Tangannya malah mengambil pisang goreng yang ke 2.
"Baiklah. Karena Deri sudah berbohong, dia harus mendapat hukuman. HP di sita selama 2 hari. Itu konsekuensi tidak jujur, apalagi ini bulan puasa. Dimana kita harus menjaga omongan dan perbuatan." ujar bu Tejo.
Deri hanya mengangguk lesu. Kalau HP disita, sudah menjadi hukuman terberat buat dia. Karena memang hiburan satu-satunya selama bulan puasa hanya HP. Tapi dia harus patuh dengan aturan yang ditegakkan di rumah.
"Pasti kalian juga tidak lupa akan ajaran ustadz serta ustadzah. Di bulan puasa ini, harus memperbanyak amalan dan ibadah. Mensucikan diri lahir dan batin. Tidak hanya perbuatan tapi juga ucapan. Jangan biasakan berbohong apalagi dengan hal-hal yang kecil. Nanti bisa-bisa kalian tidak akan takut untuk melakukan kebohongan yang besar." kata pak Tejo.