Tapi sekarang saya benar-benar merasakan manfaatnya. Mengaji sudah seperti kebutuhan batin, karena dulu (sejak kecil malah) memang selalu dibiasakan nenek untuk sering-sering mengaji walau sesempit apapun waktu yang kamu punya. Meskipun tidak secanggih dan selancar para pembaca Al Qur'an lainnya. Paling tidak saya mengenal huruf dan bisa membaca dengan benar.
Kadang ada rasa sesal, kenapa sekarang saya kurang begitu telaten untuk mengajari anak sendiri mengaji. Kenapa harus mendatangkan guru ngaji, padahal orang tuanya juga sebenarnya bisa mengajari sendiri? Tapi anak dulu dengan sekarang memang beda. Kalau dulu saya begitu takut untuk membantah atau protes. Anak sekarang, malah bisa ngatur gurunya hehehe.
Yang pasti, pengalaman saya itu masih selalu terekam dalam ingatan sampai sekarang. Dan selalu menjadi motivasi untuk mengisi Ramadan dengan hal-hal positif yang diajarkan oleh almarhumah nenek. Dan tujuan orang tuapun untuk kebaikan putra putrinya. Semoga menjadi amal jariyah bagi beliau yang sudah mendahului kita.Â
Aamiin yaa robbal aalaamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H