Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berawal dari Garasi Rumah, Es Krim Campina Siap Merebut Pasar Dunia

4 Agustus 2018   10:00 Diperbarui: 15 Agustus 2018   15:08 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Mustofa Saadji selaku Brand Manager (dok.pri)

Aturan dan tata tertib selama di pabrik es krim Campina (dok.pri)
Aturan dan tata tertib selama di pabrik es krim Campina (dok.pri)
Tidak lupa pak Karyono juga menjelaskan beberapa peraturan serta tata tertib yang harus dipatuhi selama kami melakukan kegiatan di dalam pabrik. Sebenarnya aturan tersebut tidak hanya untuk tamu saja tapi juga semua karyawan dan manajemen es krim Campina. Kemudian kami dipersilahkan untuk melihat-lihat ruangan dimana proses produksi es krim Campina dikerjakan.

Melihat proses produksi es krim Campina

Sayang banget ketika kegiatan keliling pabrik Campina, kami tidak diperbolehkan membawa kamera maupun ponsel. Sehingga tidak bisa mengabadikan step by step proses produknya. 

Perjalanan dimulai dari ruang laboratorium, dilanjutkan ke proses produksi yaitu packing sampai penyimpanan. Masih banyak menggunakan tenaga manusia, tapi tetap terjaga kebersihan dan kerapiannya.

Harus menggunakan jaket sebelum memasuki ruang penyimpanan es krim Campina (dok.mbak mita)
Harus menggunakan jaket sebelum memasuki ruang penyimpanan es krim Campina (dok.mbak mita)
Sebelum memasuki ruang penyimpanan, kami diminta untuk menggunakan jaket tebal. Juga di beri arahan bagi yang mempunyai penyakit asma atau alergi dingin untuk tidak masuk. Karena suhu di dalam bisa mencapai minus 24 derajat.

Kata mbak Anis, karyawan yang bertugas di ruang penyimpanan ini (cold storage) mempunyai tugas selama 4 jam sehari. Setiap satu jam bekerja, mereka harus istirahat di luar selama satu jam. Itu untuk menetralisir suhu tubuh supaya tidak kedinginan atau membeku di dalam ruangan. Begitu seterusnya sampai habis 4 jam waktu kerja setiap harinya.

Makan siang di kantin vegan PT Campina

Setelah berkeliling dari satu ruang ke ruang lain, nggak terasa waktu sudah menunjukkan saatnya makan siang. Tanda-tanda alampun terdeteksi ketika perut sudah berbunyi kencang kruyuk-kruyuk. Kami dipersilahkan menuju kantin untuk makan siang, berbaur dengan para karyawan lainnya.

Kantin yang di sebut sebagai kantin vegan itu tidak terlalu luas, tapi sangat bersih. Kenapa di sebut vegan? Karena semua menu masakan yang disajikan tidak ada yang mengandung daging, tapi dari tumbuhan terutama jamur. Jadi memang menganut pola makan vegetarian.

Ketika makan siang di kantin vegan (dok. Eta Rahayu)
Ketika makan siang di kantin vegan (dok. Eta Rahayu)
Seperti biasa, kami diwajibkan untuk mencuci sekaligus mengeringkan tangan sebelum melakukan aktifitas makan siang. Selanjutnya berbaris rapi menunggu giliran, karena memang makan siangnya diambilkan oleh pengelola kantin. Dengan tujuan, supaya mengambil makannya tidak sampai berlebihan yang ditakutkan tidak sampai dihabiskan. Tapi kalaupun memang kurang, diijinkan untuk nambah. Yang jelas tidak boleh tersisa sebutir nasipun.

Menu siang ini adalah sate jamur tiram, cah sawi putih, kothokan tempe yang semuanya enak banget, plus buah pisang. Seperti di awal sudah disampaikan oleh ibu Anis, bahwa PT Campina mendukung para petani jamur di Surabaya dan Malang. Jamur-jamur tersebut menjadi bahan pokok menu vegetarian dari kantin PT Campina untuk membangun pola hidup sehat para pegawainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun