Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sosialisasi 4 Pilar MPR dalam Senandung Keroncong

16 April 2016   19:13 Diperbarui: 17 April 2016   01:55 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sambutannya pula, Zulkifli Hasan menguraikan pula tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar. Dijelaskan satu persatu unsur yang terkandung dalam Empat Pilar, yaitu Pancasla, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Yang paling menarik adalah ketika Zulikli Hasan menyinggung hasil penelitian yang dilakukan oleh Lemhanas. Yaitu, tentang keberadaan generasi Y dan X, yaitu generasi yang sangat dekat dengan Informasi Teknologi (IT). Kalau kita tidak kuat menghadapi generasi  tanpa batas ini, maka wawasan kebangsaan juga tidak akan kuat. Kalau hal itu terus terjadi dikhawatirkan kita akan kehilangan identitas ke-Indonesiaan. Kita lupa budaya Indonesia. Karena yang penting bagi mereka  adalah hidup nyaman.

Oleh karena itu, sosialisasi ini menjadi sangat penting. Hanya saja, sosialisasi  tidak cukup hanya dilakukan oleh MPR. Kalau hanya dilakukan oleh 692 anggota MPR maka tidak akan maksimal. Untuk itu, semua unsur harus terlibat, termasuk komunitas musik keroncong.” lanjut Zulkifli di akhir sambutannya.

Anugerah Rekor Dunia untuk MPR RI

Pada kesempatan tersebut, Museum Rekor Indonesia (MURI)  menganugerahkan penghargaan kepada MPR RI atas rekor dunia  “Sosialisasi Empat Pilar Kepada Seniman Musik Keroncong Terbanyak”. Penyerahan penghargaan penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua Umum Museum Rekor Dunia Indonesia Jaya Suprana, yang diwakilkan kepada DR (HC) Oesman Sapta selaku pribadi dan diterima oleh Ketua MPR RI DR (HC) Zulkifli Hasan disaksikan oleh komunitas dan penggemar musik keroncong yang hadir.

[caption caption="Sumber: Dok.pri"]

[/caption]Dalam sambutan pengantarnya, Jaya Suprana menyatakan bahwa dia terang-terangan menolak rekor yang diberikan kepada MPR ini yang semula disebut rekor Indonesia. "Karena yang lebih pantas ini adalah rekor dunia",  ujar Jaya Suprana di sambut tepuk tangan gemuruh para hadirin yang menyaksikan peristiwa itu.

Jaya Suprana punya  alasan kenapa disebut rekor dunia. Karena di Washington, Tokyo, Paris, London dan lainnya tidak punya musik keroncong. "Musik keroncong hanya ada di Indonesia dan milik bangsa Indonesia", ujar Jaya Suprana. Dilanjutkan pula, sekarang ini, sedang diusulkan kepada UNESCO agar musik keroncong dicatat menjadi warisan kebudayaan asli Indonesia untuk dipersembahkan kepada dunia. Dalam kesempatan yang sama, Jaya Suprana juga menyerahkan rekor MURI kepada Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (HAMKRI) DPP DKI Jakarta dan Yayasan Keroncong Indonesia (Yakin) yang keduanya diterima oleh DR. Sundari Sukoco,MM.

[caption caption="Sumber: Dok.pri"]

[/caption]Pada siang hari itu, hadir pula Intan, putri semata wayang dari Sundari Sukoco. Tidak kalah repot dan sibuknya dengan panitia yang lain, tapi Intan masih menyambut ramah setiap orang yang menegur dan memintanya untuk berfoto bersama. Begitu pula ketika saya meminta untuk berfoto serta mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan acara siang itu. 

Salah satunya adalah saya menanyakan apakah dia juga suka menyanyikan lagu keroncong? Sebenarnya jawaban dia sudah bisa di tebak, pasti karena sejak kecil selalu mendengarkan musik keroncong baik di rumah maupun sering juga karena ibunya menyanyikan lagu itu. Dan yang saya duga juga tepat sekali. Tapi kemudian dia menambahkan bahwa di jaman sekarang ini cukup sulit untuk menjaga untuk tetap peduli dan cinta pada musik kita terutama keroncong. Tapi itu adalah tugas yang cukup berat namun wajib bagi generasi muda sekarang, termasuk dia.

Jawaban yang cukup cerdas menurut saya. Semoga generasi muda sekarang, bisa meniru apa yang menjadi prinsip dari seorang Intan. Cintailah produk-produk Indonesia, sebelum di bajak negara lain. 

Salam 4 Pilar....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun