Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sosialisasi 4 Pilar MPR dalam Senandung Keroncong

16 April 2016   19:13 Diperbarui: 17 April 2016   01:55 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia adalah Negara yang sangat kaya raya. Mulai dari kekayaan alamnya sampai keanekaragam budaya termasuk seni musik. Beruntunglah kita yang terlahir sebagai bangsa Indonesia. Semua anugrah tersebut selalu di jaga dan dilestarikan oleh seluruh masyarakat Indonesia, karena merupakan hadiah dari Tuhan yang tidak bisa dimiliki oleh semua bangsa di dunia ini.

Salah satu seni musik yang sampai saat ini masih cukup lestari dan disukai adalah musik keroncong. Bahkan, seni musik ini sudah menjadi identitas sebagai musik asli bangsa Indonesia. Karena dari alat musiknya, nada serta irama dan yang menyanyikannya selalu memakai identitas yang mencerminkan budaya khas Indonesia. 

Kalau dulu keroncong identik dengan lagu yang didominasi orang tua, tapi sekarang sudah berubah. Keroncong banyak juga diminati oleh generasi muda, karena sudah menjadi bagian dari seni budaya yang beraneka ragam. Di antara musik-musik yang lain seperti pop, rock, rap, r&b dan lain-lainnya.

Untuk itulah, peduli dan cinta Indonesia sekarang ini bisa diekspresikan lewat lagu. Karena lagu itu sangat universal, bisa cepat merasuk jiwa dalam semua lapisan masyarakat. Begitu juga dalam menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap tanah air kita. Hal itu pula yang mendorong hingga terlaksananya acara yang bertajuk “Sosialisasi 4 Pilar MPR RI Dalam Senandung Keroncong Indonesia”.

[caption caption="Sumber: Dok.pri"][/caption]Saya cukup beruntung mendapat undangan spesial dari bapak Drs. Purwadi, Kabag Pemberitaan, Hub. Antarlembaga dan Layanan Informasi Setjen MPR RI. Untuk hadir pada acara keren tersebut, karena kebetulan juga saya pas ada di Jakarta. Sejak datang pada pukul 09.30 pagi di kompleks rumah bangsa tersebut, saya sudah mendampingi mbak Rharas Esthining Palupi, SH, MH., Kasubag Pemberitaan dan Layanan Informasi

Perempuan mungil, imut nan energik itu sibuk wira wiri dan bolak balik untuk mengatur para rekan-rekan media yang hadir meliput. Saya sampe melongo melihat kelincahannya bergerak ke sana kemari. Karena takut mengganggu kegiatannya, akhirnya saya pun sibuk sendiri mengambil gambar sepanjang acara tersebut berlangsung.

[caption caption="Sumber: Dok.pri"]

[/caption]Pukul 10.00 WIB acara di mulai. Lagu Indonesia Raya menggema di seluruh penjuru ruang pertemuan Gedung Nusantara IV Kompleks Parlemen Senayan pada Kamis 14 April 2014. Semua hadirin menyanyikannya termasuk Ketua MPR RI, wakil Ketua juga Ratu keroncong DR. Sundari Sukoco, MM.  yang hadir bersama beberapa penyanyi keroncong yang tergabung dalam HAMKRI (Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia). Mereka nantinya akan tampil menghibur para komunitas penggemar musik keroncong yang datang dari berbagai penjuru DKI Jakarta.

Acara siang itu dikemas dalam bentuk sebuah pagelaran yang bertajuk "Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Melalui Senandung Keroncong Indonesia". Dan merupakan bagian dari kegiatan sosialisasi Empat Pilar melalui seni budaya. Menurut Ketua MPR Zulkifli Hasan, acara ini atas inisiatif dari Wakil Ketua MPR Oesman Sapta.

Dalam sambutannya, Sundari Sukoco selaku ketua panitia penyelenggara mengucapkan terima kasih kepada MPR atas keikutsertaannya dalam melestarikan musik keroncang Indonesia. Menurut Sundari, acara ini terselenggara berkat kerjasama antara MPR dengan HAMKRI PP DKI Jakarta serta Yayasan Keroncong Indonesia (Yakin). Dan kedua organisasi ini diketuai oleh Sundari Sukoco.

Zulkifli Hasan: Musik Keroncong Senjata Perjuangan Kemerdekaan

Ketua MPR RI DR (HC) Zulkifli Hasan membuka secara resmi acara ini dengan memukul gong sebanyak 5 kali. Yang menurutnya merupakan simbol dari 5 sila dalam Pancasila. Disaksikan oleh Oesman Sapta, Sundari Sukoco, tamu dan undangan yang hadir memenuhi ruang Nusantara IV siang itu.

[caption caption="Sumber: Dok.pri"]

[/caption]"Saya setuju acara ini diselenggarakan, karena musik keroncong mengandung nilai filosofis dan digunakan sebagai senjata dalam perjuangan kemerdekaan. Tetapi tidak dipungkiri pula, keroncong merupakan sarana hiburan yang tidak kalah dengan irama musik lainnya di era setelah kemerdekaan ini." kata Zulkifli Hasan. 

Dalam sambutannya pula, Zulkifli Hasan menguraikan pula tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar. Dijelaskan satu persatu unsur yang terkandung dalam Empat Pilar, yaitu Pancasla, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Yang paling menarik adalah ketika Zulikli Hasan menyinggung hasil penelitian yang dilakukan oleh Lemhanas. Yaitu, tentang keberadaan generasi Y dan X, yaitu generasi yang sangat dekat dengan Informasi Teknologi (IT). Kalau kita tidak kuat menghadapi generasi  tanpa batas ini, maka wawasan kebangsaan juga tidak akan kuat. Kalau hal itu terus terjadi dikhawatirkan kita akan kehilangan identitas ke-Indonesiaan. Kita lupa budaya Indonesia. Karena yang penting bagi mereka  adalah hidup nyaman.

Oleh karena itu, sosialisasi ini menjadi sangat penting. Hanya saja, sosialisasi  tidak cukup hanya dilakukan oleh MPR. Kalau hanya dilakukan oleh 692 anggota MPR maka tidak akan maksimal. Untuk itu, semua unsur harus terlibat, termasuk komunitas musik keroncong.” lanjut Zulkifli di akhir sambutannya.

Anugerah Rekor Dunia untuk MPR RI

Pada kesempatan tersebut, Museum Rekor Indonesia (MURI)  menganugerahkan penghargaan kepada MPR RI atas rekor dunia  “Sosialisasi Empat Pilar Kepada Seniman Musik Keroncong Terbanyak”. Penyerahan penghargaan penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua Umum Museum Rekor Dunia Indonesia Jaya Suprana, yang diwakilkan kepada DR (HC) Oesman Sapta selaku pribadi dan diterima oleh Ketua MPR RI DR (HC) Zulkifli Hasan disaksikan oleh komunitas dan penggemar musik keroncong yang hadir.

[caption caption="Sumber: Dok.pri"]

[/caption]Dalam sambutan pengantarnya, Jaya Suprana menyatakan bahwa dia terang-terangan menolak rekor yang diberikan kepada MPR ini yang semula disebut rekor Indonesia. "Karena yang lebih pantas ini adalah rekor dunia",  ujar Jaya Suprana di sambut tepuk tangan gemuruh para hadirin yang menyaksikan peristiwa itu.

Jaya Suprana punya  alasan kenapa disebut rekor dunia. Karena di Washington, Tokyo, Paris, London dan lainnya tidak punya musik keroncong. "Musik keroncong hanya ada di Indonesia dan milik bangsa Indonesia", ujar Jaya Suprana. Dilanjutkan pula, sekarang ini, sedang diusulkan kepada UNESCO agar musik keroncong dicatat menjadi warisan kebudayaan asli Indonesia untuk dipersembahkan kepada dunia. Dalam kesempatan yang sama, Jaya Suprana juga menyerahkan rekor MURI kepada Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (HAMKRI) DPP DKI Jakarta dan Yayasan Keroncong Indonesia (Yakin) yang keduanya diterima oleh DR. Sundari Sukoco,MM.

[caption caption="Sumber: Dok.pri"]

[/caption]Pada siang hari itu, hadir pula Intan, putri semata wayang dari Sundari Sukoco. Tidak kalah repot dan sibuknya dengan panitia yang lain, tapi Intan masih menyambut ramah setiap orang yang menegur dan memintanya untuk berfoto bersama. Begitu pula ketika saya meminta untuk berfoto serta mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan acara siang itu. 

Salah satunya adalah saya menanyakan apakah dia juga suka menyanyikan lagu keroncong? Sebenarnya jawaban dia sudah bisa di tebak, pasti karena sejak kecil selalu mendengarkan musik keroncong baik di rumah maupun sering juga karena ibunya menyanyikan lagu itu. Dan yang saya duga juga tepat sekali. Tapi kemudian dia menambahkan bahwa di jaman sekarang ini cukup sulit untuk menjaga untuk tetap peduli dan cinta pada musik kita terutama keroncong. Tapi itu adalah tugas yang cukup berat namun wajib bagi generasi muda sekarang, termasuk dia.

Jawaban yang cukup cerdas menurut saya. Semoga generasi muda sekarang, bisa meniru apa yang menjadi prinsip dari seorang Intan. Cintailah produk-produk Indonesia, sebelum di bajak negara lain. 

Salam 4 Pilar....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun