Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Money

8 Pengakuan Dosa Untuk Menjadi Pribadi Mapan Financial

19 Oktober 2015   23:33 Diperbarui: 20 Oktober 2015   02:36 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih banyak orang yang merasa alergi kalau di ajak ngobrol masalah ilmu keuangan. Terbayang deretan angka-angka yang rumit dan bikin pusing kepala. Karena ujung-ujungnya memang akan ketahuan kalau ternyata kita masih dalam golongan boros, tidak cermat atau yang paling sadis adalah dalam kondisi "minus" atau miskin. Padahal sebenarnya, kita “miskin” karena memang kurang melek tentang financial. Bahkan males kalau harus mengatur keuangan secara detail dan terperinci. Betulkah demikian?

Beberapa waktu yang lalu, kami menerima undangan dari Sun Life Financial untuk acara Jumpa Blogger dengan tema “Yuk Kelola Keuangan Dengan Bijak”. Saya sendiri sangat antusias mendapat kesempatan itu. Ternyata sambutan dari sahabat Blogger juga cukup hangat. Lagipula, kapan lagi kita bisa mendapat ilmu yang jarang dilirik masyarakat awam (dibaca saya).

Setelah melakukan registrasi, semua peserta mendapat goodiebag yang berisi gift dan press release. Sudah banyak blogger yang datang. Karena sudah saling mengenal, akhirnya kami berbaur dan bertegur sapa, sebelum akhirnya kami di beri kesempatan untuk makan siang dulu. Meskipun acara di mulai dengan sedikit terlambat, tapi tidak mengurangi antusias para blogger sabar menunggu sampai acara utama di mulai.

Dua orang MC atau pembawa acara pada siang hari itu, memberikan kesempatan pertama pada ibu Shirley Ge, Vice President Head of Marketing Sun Life Financial Indonesia. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa pentingnya pengetahuan dan kecakapan dalam mengelola keuangan. Dengan mengundang para blogger, diharapkan bisa menyampaikan pesan yang bermanfaat lewat tulisan.

Pada kesempatan tersebut, ibu Shirley Ge juga menceritakan sekilas tentang Sun Life Financial. Yaitu perusahaan jasa keuangan yang berasal dari Canada berdiri pada tahun 1865 dan sudah menginjak usia 150 tahun. Dengan usianya yang lebih dari 1 abad, bisa dipastikan bahwa Sun Life Financial adalah salah satu perusahaan jasa keuangan yang sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat. Apalagi sekarang di tambah dengan produk yang berbasis syariah.

Kemudian dilanjutkan presentasi oleh bapak Alviko Ibnugroho, seorang pakar dan motivator di bidang finansial tapi lebih suka di sebut sebagai Financologist. Mata yang sudah setengah ngantuk jadi lebar dan semangat lagi karena beliau di awal sudah melempar joke-joke yang bikin para blogger geli, surprise dan merasa kalah dengan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak. 

Pak Alviko memulai materi dengan menceritakan tentang fase kehidupan yang di alami oleh semua manusia. Dimana rata-rata manusia menjalani 3 fase dalam kehidupannya yaitu : 
  1. Usia 20 adalah dimana fase punya banyak waktu tapi sedikit uang
  2. Usia 30-35 adalah fase dimana punya cukup waktu tapi sedikit lebih banyak uang
  3. Usia 40-50 adalah fase dimana punya sedikit waktu tapi banyak uang

Dan saya mencoba mengingat-ingat dimana ya posisi yang tepat untuk saya? Bukan menolak lupa umur lho ya hehehe. Karena terus terang kalau posisi saya memang di nomor 3, sedikit setuju tapi banyak tidak setujunya. Kok bisa? Karena alasan saya adalah justru sekarang saya mempunyai banyak waktu untuk bisa melakukan banyak hal. Baik dalam mengisi kegiatan yang berupa hobi maupun yang menghasilkan uang. Tapi ya itu, sampai sekarang belum sampai tahap "banyak uang". Terus apa yang salah ya? 

Baiklah kalau begitu harus lebih menyimak penjelasan dari pak Alviko berikutnya.

Dan ternyata, lewat pak Alviko akhirnya terungkap dosa-dosa kita yang sudah membudaya selama bertahun-tahun. Sehingga mau tidak mau, kita dipaksa untuk membuat pengakuan dosa yang tanpa kita sadari sudah menjadi budaya selama ini. Dosa-dosa tersebut adalah sebagai berikut :

Dosa #1 : Terperangkap Mitos Masyarakat

Ada beberapa mitos yang berkembang di tengah masyarakat selama ini, yang membuat pola pikir kita sulit untuk di ubah. Seperti contoh di bawah ini :

  1. Menjadi karyawan akan lebih meringankan hidup.
  2. Manusia tidak peduli akan hal angka termasuk uang.
  3. Lebih baik memikirkan karya dan keuntungan daripada memikirkan membangun kekayaan.
  4. Orang yang selalu berbicara tentang uang, di anggap tidak idealis.
  5. Menjadi Blogger/profesi “khusus” itu hobi saja, bukan profesi yang menghasilkan kemapanan financial.

Berpegang pada mitos tersebut sebenarnya tidak salah. Hanya saja, dalam mengikuti perkembangan tekhnologi yang semakin canggih dan perekonomian yang semakin modern. Kita perlu mengembangkan pola pikir yang lebih realistis. Sehingga solusi yang terbaik adalah :

  1. Buang jauh-jauh mitos tersebut.
  2. Buatlah diri anda berbeda.
  3. Bertindak berdasarkan pemahaman financial.

Dosa #2 : Memilih Untuk Buta Financial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun