Saya sangat belum menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, disertai bermain penuh kegembiraan. Saya sangat belum menyadari hal itu, dan terkadang saya abai, jika setiap anak itu memiliki keunikan dan sifat masing-masing yang harusnya dalam Pendidikan memiliki perbedaan perlakuan.
Saya masih belum optimal dalam melayani murid dan memberikan pembelajaran yang berpihak dan berpusat pada murid.
Setelah Mempelajari Pemikiran-Pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Saya mengalami perubahan fikiran, saya jadi mengevaluasi dan merefleksi apa yang saya lakukan selama ini. Sungguh saya harus merubah. fikiran saya banyak mengalami pencerahan, seharusnya saya harus mendidik dengan memberikan tuntunan kepada anak didik dengan lebih sabar dan ikhlas, karena mereka masing-masing unik dan berbeda. Yang  harus saya lakukan adalah memberikan tauladan yang baik agar mereka melihat dan mencontoh, dan tidak perlu memberi hukuman yang sifatnya tidak mendidik.
Saya harus merancang pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka dengan mencoba berbagai macam model pembelajaran, yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman anak. Saya harus memikirkan perasaan si anak, dan menyadari bahwa setiap mereka memiliki karakter yang unik, dan sifat yang berbeda-beda, dan saya harus menuntun anak dengan karakter yang berbeda-beda itu.
Dan Yang Bisa Saya Terapkan Dari Pemikiran-Pemikiran Ki Hajar DewantaraÂ
Banyak hal yang harus saya terapkan, diantaranya Saya harus melaksanakan pendidikan menuntun, harus memberikan tauladan yang baik, tidak memberikan hukuman-hukuman kepada siswa, lebih sabar dalam membimbing, mengenali lebih dalam karakter dan sifat murid, membangun hubungan secara dan latar belakang siswa (keluarga/lingkungan) dengan menjalin komunikasi dengan siswa, orang tuanya.
Mendesain pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, berpihak dan berpusat pada siswa, melalui pemilihan media pembelajaran yang bervariasi baik berupa gambar, video maupun audio, atau pembelajaran yang berbasis permainan (game based learning), sesuai dengan perkembangan zaman yang ada, seperti mempersilahkan anak membawa gawai nya untuk mengoptimalkan pembelajaran.
 Atau , kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang menyenangkan, dan membuat siswa bahagia, tanpa ada perasaan tertekan.