Disamping itu mendidik anak menurut KiHajar Dewantara, wajib sekali mendidik anak sesuai dengan kodrat diri anak dan perkembangan zaman, serta tetap menuntun siswa agar menjadi pembelajar yang menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Ki Hajar Dewantara dalam pemikirannya, sekolah itu adalah sebuah taman, yang bermakna tempat bermain, karena kodrat anak suka bermain, harus ada kegembiraan di dalamnya, karena itu sekolah adalah tempat yang menyenangkan bagi anak untuk memperoleh Pendidikan.
Selanjutnya, menurut Ki Hajar Dewantara tempat terbaik untuk kecerdasan budi-pekerti, yang merupak pembentukan watak individual adalah pada keluarga, sehingga peran orang tua sebagai guru, penuntun dan pemberi teladan dan pembentuk karakter yang utama adalah pada keluarga.
Dan pada akhirnya, budi pekerti merupakan kunci untuk keselarasan dan keseimbangan hidup, dimulai dari guru yang akan menjadi tauladan yang baik dan keseimbangan hidup, dan hendaknya kita mengapresiasi peserta didik, sehingga anak dapat sentiasa bahagia dan selamat. Atau dengan kata lain kita diharapkan dapat memuliakan peserta didik, atau menghamba pada murid, yang bermakna melayani sepenuh hati tanpa memandang perbedaan dan suku bangsa, bahasa, dan hal yang lainnya.
Sebelum Mempelajari Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan
Saya masih mengajar dengan pembelajaran yang masih dominan berpusat pada guru, belum berpihak pada siswa.
                                         Â
Saya hanya berfikir, siswa harus menerima materi semua materi, kadang sambil terburu-buru dengan melihat waktu, Â anak harus memahami konsep materi pembelajaran dengan optimal, tanpa memikirkan perasaan murid, rasa bahagia mereka dalam belajar. Saya hanya berfikir, ketika siswa memperoleh nilai yang baik, maka pembelajaran yang ada telah berjalan baik, tanpa memahami bagaimana sebenarnya kondisi anak, jiwanya dalam belajar.Â
Saya kurang memiliki kedekatan secara emosional pada anak didik. Hanya berfikir mereka harus belajar, dan mencapai nilai tuntas dan bagus.
Memberi hukuman dan terkadang, marah dalam pembelajaran, Â saya berfikir jika ada siswa yang tidak patuh, seperti tidak mengerjakan tugas, atau lamban dalam pembelajaran saya memberikan konsekuensi yang tegas, bisa merubah perilaku murid. Tanpa menyadari bahawa anak ada kodrat alam, sifat-sifat yang muncul dari kehidupan lingkungannya yang seharusnya saya tak boleh abaikan. Ada budaya dari bagian kodrat alam yang tidak boleh saya abaikan dalam proses pendidikan.