Yang selalu ada dan perhatian ya asisten rumah tangganya itu. Yang selalu mendengarkan curahan hati si suami ya asisten rumah tangganya itu.
Kalau suaminya mendekat ke istrinya, bicaranya suka nyakitin, suka mengomel tidak jelas dalam keseharian. Ya jelas saja suaminya ini berpaling dan memilih asisten rumah tangganya.
Karena orang yang setia akan kalah dengan orang yang selalu ada. Di saat apapun pembantunya ini selalu ada untuk suaminya. Selain itu, istrinya terlalu kasar dan tidak bisa menghormati suami.
Kemudian, saran saya untuk klien ini sangat sederhana. "Ibu, kalau Anda ingin suaminya kembali coba untuk samakan level energi Anda dengan asisten rumah tangganya."
Klien saya marah, maksudnya gimana Mbak Meida?
Masak saya harus menyamakan level dengan pembantu! Iya, saran saya seperti itu.
Coba cara bicara Anda diperhalus persis seperti asisten rumah tangganya. Coba Anda menghormati, tunduk dan patuh pada suami persis seperti asisten rumah tangga Anda melakukannya pada suami Anda.
Coba Anda masakkan makanan tiap hari untuk suami persis seperti apa yang dilakukan asisten rumah tangga untuk suami Anda.
Berdasarkan kasus ini kita bisa berkaca. Cantik, pintar, seksi dan berprestasi tidak membuat Anda terlihat sempurna sebagai seorang istri di mata suami.
Karena kebutuhan pria di rumah bukan hanya penampilan menarik dan prestasi yang bikin tubuh bergidik. Tapi, juga keteduhan dan ketenangan istri yang membuatnya nyaman bersandar.
Pria juga butuh kelembutan dan kehangatan agar dia tak takut untuk mencurahkan kelelahan. Kalau sebagai wanita kita selalu bantah dengan keegoisan, maka dijamin pria akan mencari pelarian.