Blangkon merupakan salah satu pelengkap busana yang saya sukai
Bahkan banyak juga yang suka dengan si Topi unik ini, blangkon ini telah ada sejak jaman kerajaan Islam Jawa dulu dan masih lestari hingga kini, disamping unik tutup kepala yang satu ini begitu nyaman di pakai, karena halu, lembut dan hangat.
Blangkon yang ada di gambar tersebut adalah Blangkon Jogja, cirinya adalah:Â
1. Memiliki bulatan dibagian belakang yang disebut mondolan
2. Memiliki dua sayap kecil dikanan kiri mondolan berbentuk seperti telinga yang di sebut dengan istilah jempet atau sintingan
3. Memiliki wiru atau wiron di kanan kiri dari depan hingga belakang berjumlah 17 lipatan
4. Bagian tengah yang menghubungkan wiru kanan dan wiru kiri, bagian ini disebut dengan istilah Tengahan
5. Di bagian depan ada lipatan kain berbentuk segi tiga bernama kuncung
Dari semua bagian dari blangkon tersebut bukan hanya sebagai hiasan semata, semua itu mengandung makna yang menggambarkan jalan keselamatan hidup manusia dari jagad Alit (dunia) sampai ke jagad Agung (akhirat)
A. Mondolan
Bulatan dibagian belakang merupakan lambang dari jagat kecil (jagad Alit) yakni Dunia
B. Jempet atau sintingan
Yaitu dua belah sayap kecil yang berada kanan kiri mondolan merupakan Simbol dari DUA KALIMAT SYAHADAT
C. Wiron
Yaitu lipatan dibagian Kenan kiri yang masing-masing berjumlah 17 lipatan
Bagian ini merupakan simbol dari Shalat Wajib lima waktu dalam sehari semalam yakni 17 Rokaat
D. Tengahan
Yaitu bagian tengah blangkon yang menghubungkan wiru kanan dan kiri
Ini simbul dari perjalanan hidup manusia dari dunia menuju akhirat.
E. KuncungÂ
Bertemunya kain dari kanan dan Diki membentuk segi tiga.
Lambang dari IMAN, ISLAM dan IHSAN
didalam lipatan kuncung itu terdapat bagian berlubang, yang menurut para sepuh dulu merupakan simbol Bengawan atau Sungai yg di Nisbatkan kepada JANNATIN TAJRI MINTAHTIHAL ANHAR
Kesimpulan
Manusia hidup di dunia,Â
Dunia ini harus kita harus kita kelola dengan sebaik mungkin, demi terwujudnya kesejahteraan di dunia, namun hendaknya ia diposisikan dibelakang, karena dunia ini akan kita tinggalkan, seperti mondolan yang berada dibagian belakang
Dalam rangka mengelola dunia ini harus di apit dan di dasari dengan 2 kalimat syahadat setiap saat seperti jempet yang mengapit mondolan
Kemudian pelihara shalat 17 Rokaat dalam sehari semalamÂ
Kemudian maju, maju dan terus maju hingga kita bisa mencapai derajat luhur, yaitu bisa menikmati indahnya Bengawan Surga setelah melewati pertigaan suci, yakni IMAN, ISLAM dan IHSAN.
Tulisan ini saya buat berdasar cerita orang tua dulu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H