Mohon tunggu...
Mbah Salim
Mbah Salim Mohon Tunggu... Lainnya - Santri Sobo

Begadang

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Belajar dari Blangkon

25 Januari 2023   12:44 Diperbarui: 25 Januari 2023   13:11 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blangkon merupakan salah satu pelengkap busana yang saya sukai

Bahkan banyak juga yang suka dengan si Topi unik ini, blangkon ini telah ada sejak jaman kerajaan Islam Jawa dulu dan masih lestari hingga kini, disamping unik tutup kepala yang satu ini begitu nyaman di pakai, karena halu, lembut dan hangat.

Blangkon yang ada di gambar tersebut adalah Blangkon Jogja, cirinya adalah: 

1. Memiliki bulatan dibagian belakang yang disebut mondolan

2. Memiliki dua sayap kecil dikanan kiri mondolan berbentuk seperti telinga yang di sebut dengan istilah jempet atau sintingan

3. Memiliki wiru atau wiron di kanan kiri dari depan hingga belakang berjumlah 17 lipatan

4. Bagian tengah yang menghubungkan wiru kanan dan wiru kiri, bagian ini disebut dengan istilah Tengahan

5. Di bagian depan ada lipatan kain berbentuk segi tiga bernama kuncung

Dari semua bagian dari blangkon tersebut bukan hanya sebagai hiasan semata, semua itu mengandung makna yang menggambarkan jalan keselamatan hidup manusia dari jagad Alit (dunia) sampai ke jagad Agung (akhirat)

A. Mondolan

Bulatan dibagian belakang merupakan lambang dari jagat kecil (jagad Alit) yakni Dunia

B. Jempet atau sintingan

Yaitu dua belah sayap kecil yang berada kanan kiri mondolan merupakan Simbol dari DUA KALIMAT SYAHADAT

C. Wiron

Yaitu lipatan dibagian Kenan kiri yang masing-masing berjumlah 17 lipatan

Bagian ini merupakan simbol dari Shalat Wajib lima waktu dalam sehari semalam yakni 17 Rokaat

D. Tengahan

Yaitu bagian tengah blangkon yang menghubungkan wiru kanan dan kiri

Ini simbul dari perjalanan hidup manusia dari dunia menuju akhirat.

E. Kuncung 

Bertemunya kain dari kanan dan Diki membentuk segi tiga.

Lambang dari IMAN, ISLAM dan IHSAN

didalam lipatan kuncung itu terdapat bagian berlubang, yang menurut para sepuh dulu merupakan simbol Bengawan atau Sungai yg di Nisbatkan kepada JANNATIN TAJRI MINTAHTIHAL ANHAR

Kesimpulan

Manusia hidup di dunia, 

Dunia ini harus kita harus kita kelola dengan sebaik mungkin, demi terwujudnya kesejahteraan di dunia, namun hendaknya ia diposisikan dibelakang, karena dunia ini akan kita tinggalkan, seperti mondolan yang berada dibagian belakang

Dalam rangka mengelola dunia ini harus di apit dan di dasari dengan 2 kalimat syahadat setiap saat seperti jempet yang mengapit mondolan

Kemudian pelihara shalat 17 Rokaat dalam sehari semalam 

Kemudian maju, maju dan terus maju hingga kita bisa mencapai derajat luhur, yaitu bisa menikmati indahnya Bengawan Surga setelah melewati pertigaan suci, yakni IMAN, ISLAM dan IHSAN.

Tulisan ini saya buat berdasar cerita orang tua dulu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun