Mohon tunggu...
WAHYU AW
WAHYU AW Mohon Tunggu... Sales - KARYAWAN SWASTA

TRAVELING DAN MENULIS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hujan di Antara Kawah Ijen

22 November 2023   22:09 Diperbarui: 22 November 2023   22:23 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Baru kusadari ternyata hatiku berlubang. Lama kucari dan menanti di sini, menanti jawaban dari pertanyaanku pada lubang hati. Apakah itu?

Kucari sesuatu ini dengan terus melanjutkan perjalanan panjang. Dan kuyakin tak ingin aku berhenti sebelum kutemukan yang kucari.

Obat dimanakah obatnya?

Sambil menunggu jawaban lubang hati, aku lanjutkan ceritaku. Kenapa aku terdampar kembali di harmoninya Kawah Ijen. Selamanya jauh di sana aku memulai kisah yang tak banyak banyak di biaskan malam.

Bait pertama...aku tipe seorang yang simple dan praktis. Aku bukan seorang yang bertele-tele dan suka ambil bagian kusutnya. Jika semua bisa aku sederhanakan, why not!!!

Bicara sengaja ataupun tidak, segala sesuatu hadirnya pasti telah direncanakan. Tidak ada yang kebetulan, sekali lagi aku sederhanakan sudah diatur.

Lalu, siapa yang tidak kenal Kawah Ijen yang aku maksud? Sesuatu yang bisa menjadi sangat popular dan pembeda di mataku, bahkan hati dan jiwaku.

Duduk di sini di tepinya Kawah Ijen. Aku teringat nostalgia. Hatiku kembali diusik dengan namanya terbakar nostalgia.

Ada kawah dengan tingkat keasaman yang tertinggi dunia. Kawah yang mampu melumatkan kakiku untuk beranjak ke lain kawah.

Danau besar hijau kebiruan dengan kabut asap dan asap belerang. Membuat diriku merinding melihat dan menyaksikan dengan mata kepala dan mata hatiku jembar hatimu. Mempesona membuat rinduku sujud berlama-lama dalam terpaan sabar udara dingin alami tanpa dibuat buat dalam rentang hingga 10 derajat, bahkan lebih beku dari es.

Sepanjang mata memandang, sinarmu akan dirindukan. Bunga edelwis dan cemara gunung luruh hijau tangan terbuka membuka hati dan tangan bagi siapapun yang ingin bertutur sapa. Tak ada beda, bahwa semua sama. Tanpa kecuali luruh diantara semak dan belukar. Mataku akan dihijaukan betada teduh lagu yang dinyayikan, antara rumput dan padang rumpur safana membuatku begitu mencita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun