Mohon tunggu...
WAHYU AW
WAHYU AW Mohon Tunggu... Sales - KARYAWAN SWASTA

TRAVELING DAN MENULIS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

1 September

3 Mei 2023   18:00 Diperbarui: 3 Mei 2023   17:59 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(1 September)

Mbah Har - Wahyu

Mengeruk Sang Waktu

Terdiam bukannya tak bicara, aku terperana bukannya terperanjak. Aku memandang di jelaga malam menghayati ke mana aku membawakan rintihan dan jerit serta tangis suara hatiku.

Memanjang lengkuas nafasku aku lakukan selagi aku mampu. Berpangku sebelah tanganpun selagi aku bisa. Dan memandang melalui bintik-bintik bening kenapa mesti aku sangkalkan.

Lepas dan terlepas, aku tak mungkin melepaskan antara hitam dan putihnya, antara angan dan kenyataan. Aku hidup di alam nyata kawan! Tetapi jiwaku selama ini hidup di angan-angan yang terpajang bak kaki langit biru menjulang tinggi.

DARI SINI

Duduk di tepinya Bengawan...kala pagi hari hingga senja hari hingga Adzan Magrib lirih aku dengar dari seberang desa sungai.

Senja dalam bidikanku, senja dalam arti aku yang tersangkut dalam akar-akar menjurus ke akar Bengawan. Aku yang bukanlah dalam arti kepura-puraan, tapi dalam proses menuju proses selanjutnya...yang selanjutnya...dan selanjutnya hingga kemudian.

Sini...tempat yang dingin dan beku. Di tepian bengawan ini, itu tidak malam dan itu tidak pula pagi. Pula siang, pula sore sama halnya aku menyaksikan seabrek benang-benang berkembengkan sutra ungu melintas di atas jembatan tempatku berpenjar.

Aku lihat ada yang berbalut wangi, aku lihat pula sebaliknya. Aku tatap mata mereka dengan memandang sedikit berani, sebaliknya aku ditakuti dengan nyala yang menyalak menggema di ujung jeruji air mengalir sampai tepinya laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun