Negeri ini mempunyai topografi yang menarik, sebagai negara kepulauan yang sangat luas, dengan daratannya yang mayoritas dipenuhi dengan pegunungan, ini menjadi tantangan yang sangat besar dalam memajukan industri telekomunikasi dan informasi.
Salah satu tantangan pemerintah selain membangun infrastruktur di bidang transportasi, jalan tol dan pelabuhan serta bandara, juga membangun ketersediaannya jaringan telekomunikasi yang tersebar di seluruh wilayah berpenghuni.Bukan perkara mudah juga, keterikatan teknologi telekomunikasi dengan teknologi sumber daya tidak bisa dibutuhkan. Hal ini karena setiap peralatan telekomunikasi tentu membutuhkan energi, dalam hal ini adalah bersumber pada listrik sebagai pasokannya.
Kesenjangan dalam hal pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang sudah terjadi puluhan tahun terjadi pelan-pelan terkikis dengan semakin meratanya BTS (base transceiver station) dibangun di pelosok-pelosok pedesaan dan pegunungan.
Untuk mengatasi kesenjangan tersebut dan menunjang penyediaan akses telekomunikasi dan internet yang merata ke seluruh wilayah Tanah Air, Pemerintah Indonesia meluncurkan proyek Palapa Ring.Apakah itu Palapa Ring?Palapa Ring merupakan proyek pembangunan kabel pita lebar, yang diadakan karena tidak semua operator telekomunikasi bersedia membangun di daerah-daerah yang tidak memiliki tingkat profitabilitas bagus. Karena itu, kehadiran proyek Palapa Ring menjadi jawaban atas ketidaksediaan operator telekomunikasi dalam membangun jaringan telekomunikasi di wilayah-wilayah terpencil dan jauh (remote).
Melalui BAKTI (Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Informasi) Pemerintah Indonesia menggarap wilayah-wilayah pemukiman yang belum tersentuh sinyal. Pada 2019, semua wilayah di Tanah Air yang tak dijangkau operator ditargetkan sudah di-cover oleh jaringan Palapa Ring.
Bila dulu kesenjangan pembangunan infrastruktur telekomunikasi sempat mencapai titik kritis, di Pemerintahan Joko Widodo -- Jusuf Kalla seluruh masyarakat menjadi optimis bahwa koneksi internet sudah bisa menjangkau daerah-daerah yang dulunya blank spot / susah sinyal.Daerah demi daerah, pulau demi pulau sekarang sudah terkoneksi.Â
Begitu seriusnya pemerintah menggenjot percepatan pembangunan jaringan pita lebar ini. Proyek Palapa Ring terbagi menjadi tiga paket, yaitu Paket Barat, Paket Tengah dan Paket Timur.Pada November 2018 pekerjaan menggelar dan menyambung serat optik dalam proyek Palapa Ring Tengah telah mencapai 1.289 km kabel darat dan 1.706 km kabel laut, dengan microwave 7 hops.Â
Untuk menghubungkan 17 kota/kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara, nantinya akan terdapat lima ruas dengan dua di antaranya yang tidak terhubung dengan kabel laut.
BAKTI sebagai unit organisasi noneselon di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang bertanggungjawab melaksanakan pengelolaan pembiayaan Kewajiban Pelayanan Universal dan penyediaan infrastruktur dan layanan telekomunikasi dan informatika telah membuktikan kinerjanya yang mampu memenuhi target pembangunan yang dijanjikan.
Secara teori sepertinya mudah membangun jaringan di darat, tetapi pada kenyataannya proses pelaksanaannya tidak semudah yang kita bayangkan. Banyak sekali daerah yang dijadikan target pembangunan, yaitu daerah pemukiman yang blank spot belum tersentuh jalan aspal, dan juga belum tersentuh jaringan listrik dari PLN.Â
Untuk wilayah-wilayah pedalaman, pembangunan BTS dilakukan dengan bantuan tenaga manual, terutama dalam membawa peralatan-peralatan ke lokasi BTS. Kadang harus dengan jalan kaki, atau dengan bantuan tenaga hewan untuk membawa perbekalan, ini dikarenakan tidak ada jalan menuju lokasi pembangunan BTS.
Keterbatasan lokasi pembangunan BTS yang tidak tersentuh jaringan listrik menjadikan kendala tersendiri. Karena pembangunan panel surya sebagai sumber tenaga BTS harus dilakukan juga. Panel surya yang ada pada BTS disiapkan dengan kemampuan memberikan daya selama 4 hari bisa terjadi cuaca buruk dan tidak terlihat matahari. BTS seperti ini terbangun ribuan dan tersebar di lokasi. Pembangunannya pun melibatkan PT Telkom selaku penyedia koneksi VSAT akrena tidak semua titik terkoneksi fiber optik, PT Telkomsel dan juga PT SEI (Surya Energi Indotama) yang bertanggung jawab penyediaan panel surya.
Dengan selesainya pembangunan fisik BTS di ribuan titik yang ditargetkan, maka harapan masyarakat pedalaman mendapatkan koneksi internet cepat segera terealisasi. Bila dulu masyarakat pedalaman merasa mendapatkan sinyal yang kritis, sekarang mereka sangat optimis akan kuatnya koneksi sebagai bekal komunikasi dan sumber informasi.
Senyum warga di pedalaman dan daerah yang dulunya blank spot kita mulai nampak, wajah yang tenggelam dalam harapan kini jadi senyuman penuh jawaban. Video call dengan keluarga mereka yang menjadi TKI, ataupun dengan saudara mereka di pulau seberang pun sekarang bisa dinikmati. Pro aktif warga dalam melaporkan kejadian di kampungnya pun sekarang lebih cepat dan akurat, karena kendala koneksi sudah tak terjadi lagi.
Terima Kasih BAKTI, karena sekarang telah mewujudkan senyum saudara-saudara kami yang dulu sempat terisolasi akan koneksi.
Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H