Mohon tunggu...
Khoirudin
Khoirudin Mohon Tunggu... Penjahit - Orang biasa

Hanya orang biasa, tidak lebih dan tidak kurang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Saran untuk Pengelola Pemandian Air Panas Nglimut

28 Desember 2023   22:35 Diperbarui: 28 Desember 2023   22:54 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandian air panas Nglimut terletak di desa Gonoharjo, Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. Untuk mencapainya bisa dilakukan dengan berkendara dari arah UIN Walisongo menuju ke arah selatan, melalui BSB city lanjut terus mengikuti papan petunjuk arah atau google map.

Sebenarnya ada dua jenis pemandian air panas di sana, pemandian yang dikelola oleh Perhutani dan pemandian air panas yang dikelola oleh swasta. Tulisan ini akan fokus pada pemandian air panas yang dikelola oleh Perhutani.

Ketika tulisan ini dibuat, tiket masuk hanya sepuluh ribu rupiah per orang. Jika membawa mobil biaya parkirnya enam ribu rupiah. Jika membawa motor biaya parkrinya tiga ribu rupiah.

Setelah membeli tiket kita bisa langsung berjalan menuju lokasi kolamnya. Kata mbak-mbak yang menjual tiket, jaraknya 700 meter dari tempat parkir.

Nah disinilah tantangan itu dimulai.

Jalan yang sempit, licin dan berbatu harus kita lalui untuk mencapai lokasi. Jika kita tidak menggunakan alas kaki yang tepat, peluang untuk tergelincir sangatlah besar. Kita harus betul-betul hati-hati saat berjalan.

Suasana hutan yang sepi merupakan tantangan berikutnya. Beruntunglah jika kita berangkat dengan rombongan yang beranggotakan banyak orang. Suasana akan tetap terasa ramai karena diisi dengan bercakap-cakap dan bersenda gurau. Jika kita berangkat hanya dua orang atau hanya sendirian, maka kesunyian hutan akan sangat terasa. Jalan setapak yang panjang, berliku-liku dan naik turun akan membuat perjalanan menuju kolam pemandian menjadi sangat lama. Kera-kera lucu yang bergelantungan di pohon akan berubah nampak menakutkan.

Jika dalam perjalanan menuju lokasi tiba-tiba turun hujan atau gerimis, maka lengkap sudah derita yang kita alami.

Dalam perjalanan menuju lokasi mungkin kita akan bertanya-tanya dalam hati; jangan-jangan saya tersesat dan tidak menuju ke arah yang benar.

Sebenarnya perjuangan berat menuju lokasi akan terbayarkan begitu kita sampai. Akan tetapi tetap saja, kita akan berpikir dua kali untuk mengulanginya lagi.

Setelah kita mandi dan berendam di kolam air hangat, kita masih harus memikirkan proses perjalanan pulang menuju lokasi parkir. Pegal-pegal yang hilang setelah kita berendam akan muncul lagi setelah kita melakukan perjalanan pulang.

Kata ibu-ibu penjual warung, sebenarnya ada tukang ojek yang bisa mengantar kita, akan tetapi tidak setiap saat tersedia.

Sebagai pengunjung, ada beberapa saran yang kami usulkan kepada pengelola pemandian air panas Nglimut;

Pertama, bangunlah akses jalan yang bisa dilalui kendaraan agar bisa dekat dengan lokasi pemandian. Tidak harus dekat banget, paling tidak jalan kaki paling jauh adalah seratus meter dari lokasi parkir. Tidak harus akses jalan besar, cukup jalan kecil yang bisa dilalui kendaraan bermotor roda dua.

Kedua, jika biaya membangun jalan terlalu mahal, berilah opsi ojek resmi untuk pengunjung yang tidak ingin jalan kaki. Seperti ojek-ojek yang ada di Makam Sunan Muria atau Makam Sunan Kudus. Ojeknya resmi, tarifnya juga resmi, tidak ada tembak harga. Sehingga para pengunjung yang tidak kuat jalan kaki bisa punya pilihan untuk naik ojek.

Ketiga, beri papan penanda jarak yang harus ditempuh sepanjang perjalanan. Seperti yang ada di jalan tol. Misalnya tiap seratus meter atau tiap dua ratus meter, sehingga pengunjung tahu berapa lama harus berjalan lagi.

Keempat, pasang wifi di lokasi pemandian. Lokasi pemandian yang berada di tengah hutan memungkin terjadinya kecelakaan atau tindak pidana kejahatan. Sinyal di sana sangat sulit, internet berbasis kartu tidak mendapatkan sinyal. Alangkah baiknya jika ada wifi di sana. Tidak harus gratis, berbayar juga tidak masalah. syukur-syukur sudah include di dalam biaya tiket masuk. Sehingga para pengunjung tetap bisa terhubung dengan dunia luar meskipun berada di tengah hutan. Jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan, bisa langsung menghubungi keluarga atau petugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun