Kata ibu-ibu penjual warung, sebenarnya ada tukang ojek yang bisa mengantar kita, akan tetapi tidak setiap saat tersedia.
Sebagai pengunjung, ada beberapa saran yang kami usulkan kepada pengelola pemandian air panas Nglimut;
Pertama, bangunlah akses jalan yang bisa dilalui kendaraan agar bisa dekat dengan lokasi pemandian. Tidak harus dekat banget, paling tidak jalan kaki paling jauh adalah seratus meter dari lokasi parkir. Tidak harus akses jalan besar, cukup jalan kecil yang bisa dilalui kendaraan bermotor roda dua.
Kedua, jika biaya membangun jalan terlalu mahal, berilah opsi ojek resmi untuk pengunjung yang tidak ingin jalan kaki. Seperti ojek-ojek yang ada di Makam Sunan Muria atau Makam Sunan Kudus. Ojeknya resmi, tarifnya juga resmi, tidak ada tembak harga. Sehingga para pengunjung yang tidak kuat jalan kaki bisa punya pilihan untuk naik ojek.
Ketiga, beri papan penanda jarak yang harus ditempuh sepanjang perjalanan. Seperti yang ada di jalan tol. Misalnya tiap seratus meter atau tiap dua ratus meter, sehingga pengunjung tahu berapa lama harus berjalan lagi.
Keempat, pasang wifi di lokasi pemandian. Lokasi pemandian yang berada di tengah hutan memungkin terjadinya kecelakaan atau tindak pidana kejahatan. Sinyal di sana sangat sulit, internet berbasis kartu tidak mendapatkan sinyal. Alangkah baiknya jika ada wifi di sana. Tidak harus gratis, berbayar juga tidak masalah. syukur-syukur sudah include di dalam biaya tiket masuk. Sehingga para pengunjung tetap bisa terhubung dengan dunia luar meskipun berada di tengah hutan. Jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan, bisa langsung menghubungi keluarga atau petugas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H