Selanjutnta, kita seringkali terbentur situasi-situasi sulit dalam menjalani hidup. Situasi sulit ini menurut Karl Jasper, seorang filsuf Jerman, adalah situasi batas, termasuk di dalamnya adalah penderitaan, kematian, rasa bersalah, ketergantungan pada nasib, dan perjuangan di tengah bencana. Inilah yang membatasi manusia dalam hidupnya. Situasi batas ini membuat manusia sadar, betapa kita lemah dan tak berdaya. Situasi batas ini mengantarkan manusia pada kesadaran, bahwa Tuhan itu ada.
Dalam hidup kita yang senantiasa dikepung oleh krisis tanpa henti. Kematian dari orang yang kita cintai. Kehancuran bisnis yang dibangun di atas rencana dan mimpi-mimpi. Hati yang terluka akibat pengkhianatan orang yang dikasihi. Sampai ditipu sahabat yang dipercaya. Inilah saatnya kita untuk mampu berlapang dada, dan berusaha agar hati/jiwa kita tetap damai. Tetap mampu bersyukur dan ikhlas. Dengan begitu, tubuh fisik kita tak terbinasakan oleh hati/jiwa kita sendiri.
Pada akhirnya, kita akan menganggap bahwa krisis dalam hidup ini merupakan situasi di mana kita senantiasa terbuka pada yang tak terbatas, atau Tuhan itu sendiri. Pada saat krisislah kita mampu menyadari, betapa kita bukan apa-apa. Krisis adalah pintu pencerahan dan penemuan kesejatian diri yang sesungguhnya!?. Wallahu A’lamu Bishshawwab.
Bekasi, 04 Desember 2015.
Oleh. Dharmodumadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H