Mohon tunggu...
Mbah Dharmodumadi Purwalodra
Mbah Dharmodumadi Purwalodra Mohon Tunggu... Dosen - Mati sa'jroning urip iku kudu dilakoni, kanggo ngunduh kamulyan.

Simbah mung arep nulis, sa' karepe simbah wae, ojo mbok protes. Sing penting, saiki wacanen ning ojo mbok lebokke ning jero dodo, yooo ?!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tak Ada Kedamaian, Tanpa Mawas Diri?!

2 November 2015   08:37 Diperbarui: 5 Desember 2015   22:49 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam kejernihan batin ini, kita lalu tidak lagi sibuk ngotot mengubah orang lain atau memaksakan pikiran-pikiran kita di dunia maya, supaya sejalan dengan keinginan kita itu. Kita lalu menerima apa yang terjadi, lalu berusaha melakukan perbaikan, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan yang nyata. Kita tidak lagi sibuk dengan prinsip-prinsip di kepala kita, yang kerap kali dibarengi dengan emosi keras dan membuat bathin kita terus gelisah. Kita lalu sibuk untuk mengawasi diri kita sendiri, termasuk semua emosi, perasaan dan pikiran yang lewat di dalamnya sebagai sebentuk pengkondisian yang sifatnya semu dan menipu.

Perjalanan mawas diri menuju kejernihan batin dan kebijaksanaan hidup ini tentu harus dilalui. Ada yang bisa langsung memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ada yang perlu waktu lama untuk memahaminya terlebih dahulu. Karena, tidak ada rumus universal untuk hal ini ?!.

Di dalam prosesnya, tentu ada keberhasilan dan kegagalan. Kerap kali, kita lalu kembali terjebak di dalam emosi dan pikiran-pikiran kita yang lahir dari pengalaman masa lalu dan pengkondisian kita. Kita pun kembali mengalami konflik bathin, dan lalu merasakan kegelisahan. Namun, semua ketegangan batin itu haruslah tetap diawasi dan disadari sebagai ilusi. Kita tidak boleh hanyut ke dalamnya, bahkan kita terus menyadari bahwa tak pernah ada kedamaian di dunia kita sendiri, tanpa mengawasi diri sendiri !?. Wallahu A’lamu Bishshsawwab.

Bekasi 02 November 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun