Mohon tunggu...
Mba Adhe Retno
Mba Adhe Retno Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

http://retnohartati.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersama Suami yang Mengidap TBB

7 Maret 2018   21:12 Diperbarui: 8 Maret 2018   06:52 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana modelnya? TBB model kekinian pada laki-laki atau suami tersebut, saya sebut sebagai 'TBB Masa Bodoh dan Malas;' termasuk di dalamnya cuek dan tak peduli terhadap urusan beres-beres di/dalam rumah. Tak percaya? Ini penjelasannya.

Suami Tuli. Terutama di rumah, saat istri membutuhkan bantuannya, ia pura-pura tak dengar dan tidak beranjak dari tempat, padahal bantuan yang diminta hanya sepele, misalnya bawa piring atau gelas dari meja makan ke dapur atau masukkan pakaian kotor pada tempatnya. Ia atau suami biasanya diam, ini bukan telinganya yang tuli, tapi hatinya; hati yang batu dan keras karena malasnya luar biasa. Jika seperti itu, pengen disiram dengan kopi.

Dalam arti, suami tidak merespon dan peka bahwa istri membutuhkan pertolongannya atau isteri, sebetulnya, akan merasa bangga jika suaminya juga ikut an'ramai' mengerjakan hal-hal kecil di rumah. Bisa jadi tulinya suami karena ia memang egois, karena merasa mencari uang, dan urusan rumah tangga itu sepele; karena sepele maka menjadi kewajiban isteri. 'Suami Tuli' semakin menjadi-jadi jika malam hari; misalnya, jika anak pulang malam, pasti ia (akan) pura-pura tak mendengar ketukan pintu, isterinya yang buka pintu.

Suami Buta. Punya suami buta, wah ini, juga menjengkelkan. Biasanya, suami buta, tanpa reaksi apa pun ketika ia pulang dari office, ada perubahan di rumah. Misalnya, ruang tamu, meja, sofa yang berubah tata letak, ia diam saja; lemari di kamar berpindah, ia pun diam; pot bunga di teras yang teratur rapi, ia pun beri apresiasi. 

Bahkan, ketika pulang dari office, dan rumah sepi karena isteri sakit di ranjang pun, ia hanya diam, malah ke meja makan, setelah itu duduk di teras; hanya sekedar menengok isteri yang mungkin tertidur. Parahnya lagi, ia hanya tahu tahu bekerja, pulang ke rumah menunggu makanan tersedia; selesai makan ia akan pergi bermain dengan ponsel dan komputernya. Kalau dia ada kebutuhan seksual, ia akan mencari sang istri. Namun keesokan harinya, semua kembali seperti biasa, selain kehidupan sehari-hari yang memang harus dilakukan, sisanya.

Bisu. Suami menederita bisu. Ini nyaris sama dengan suami buta, malah dekatan. Jika suami buta, ia pura-pura tak lihat, maka suami bisu, ia tak pernah memuji atau berkomentar terhadap hasil kerja isterinya. Baginya, semua yang dikerjakan isteri karena 'memang tugasnya, buat apa harus memuji?' 

Bahkan, ketika isteri dandan cantik (karena mau bareng ke party), ia tak berikan komentar apa-apa. Nah, dandan cantik aja, tak dikomentari, apalagi jika lagi pakai daster di rumah. Suami bisu ini pun, kadang hingga tak pernah marah anak (anak), walau mereka salah. Baginya, diam di rumah, tanpa komentar atau pun marah, itu lebih baik, cukup isterinya yang cerewet sana-sini.  Seorang teman bercerita tentang jenis 'suami bisu' seperti ini, sampai-samapai saat bermesaraan atau ML pun, suaminya pun diam, betul-betul menjengkelkan

Selanjutnya?

Jika penyakit Tuli, Buta, Bisa fisik, tentu ada obatnya, paling tidak, terobati atau ada solusi (alat bantu) hinga bisa 'melihat dengan perasaan,' dan mampu bicara dengan bahasa isyarat, serta hear aid untuk bisa mendengar. Namun, jika TBB seperti karena masa bodoh dan malas; termasuk di dalamnya cuek dan tak peduli terhadap urusan beres-beres di/dalam rumah, kira-kira diapain? Dibuang, masih sayang; di lempar dengan batu atau asbak, kasian, ntar kita juga yang urus.; pulangkan dia ke mertua, ntar kesepian. Lalu, diapain?

Hingga kini, banyak isteri, termasuk saya, belum menemukan obat yang tepat untuk mengobati 'Penyakit TBB' yang diderita suami atau para suami. Jika tidak ada obat, maka yang harus dilakukan adalah?

Monggo komentar atau berikan masukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun