Mohon tunggu...
Mba Adhe Retno
Mba Adhe Retno Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

http://retnohartati.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Inikah Kekuatan Diriku Sebenarnya!?

20 April 2015   11:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:53 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_379289" align="aligncenter" width="581" caption="http://en.nametests.com"][/caption]

Walau hanya merupakan game atau terasa sebagai iseng-iseng lucu, tapi menarik. Seorang teman share http://en.nametests.com melalui akun FBnya; dan ketika saya saya membacanya, ternyata nyaris pas dengan sifat teman tersebut. Saya pun ikut-ikutan, ternyat hasilnya adalah http://en.nametests.com/test/result/retno-hartati-hudoyo-your-name-means-youre-powerful-and-ambitious/22569779/;  saya malah bertanya-tanya, "Apakah benar diriku seperti itu!?'

Tentu, orang lainlah, mereka yang pernah bertemu dan kenal saya, yang bisa mejawab; mungkin anda bisa membantu!?

Ya, apa arti nama!? Nama sekedar nama, yang kadang tak bermakna, namun seringpula mengandung makna serta muatan besar "sesuai yang dinamakan."  Nama benda, orang, makhluk, atau apa pun itu, biasanya sesuai dengan arete yang ada padanya. Misalnya kursi aretenya adalah tempat duduk  bukan untuik tidur; kursi pun bisa dihubungkan dengan kedudukan serta kekuasaan. Arete juga bisa bermakna  "nama" yang disangkutpautkan atau  menyangkut hakikat, kualitas dan segala sesuatu yang hal yang behubungan dengan "nama" tetsebut.

Nah, dalam kaitan dengan nam tersebutlah, maka jika makna nama saya menurut http://en.nametests.com, maka mungkin saja terlalu berlebihan atau tidak seperti itu.

Walau cuma iseng, jika saya renungkan, maka ternyata ada benarnya juga. Ada hal-hal yang selama ini terjadi serta sesuai fakta dan pengalaman hidup; ada ada pula yang seharusnya saya lakukan dalam rangka "menggenapi" hal-hal di atas.

Yuk, mencoba mengetahu makna di balik nama kita ....

[caption id="attachment_377237" align="aligncenter" width="282" caption="retnohartati.8m.net"]

1428393302692344088
1428393302692344088
[/caption]

LINK TERKAIT

Membangun Kembali Citra Diri


Lalu, bagaimana membangkitkan kembali atau memperbaiki “Citra Diri yang telah rusak” tersebut!? Memang terasa rumit, karena citra diri juga menyangkut apa yang ada pada orang banyak, mereka yang lain; mereka yang telah melakukan penilaian, dan itu tertanam lama dalam pikiran. Juga, citra diri bukan hanya menyangkut tampilan fisik, dandan, cara berpakaian, berbicara, namun keutuhan diri seseorang.

Dengan demkian, dalam rangka membangun kembali citra diri, maka perlu dilakukan secara utuh, simultan atau bersamaan pada berbagai aspek hidup dan kehidupan; misalnya


  1. Penataan kembali cara bersikap, bicara, bahasa tubuh di hadapan publik. Mulailah dari lingkungan dan lingkaran kecil di rumah, keluarga, dan teman-teman dekat; jangan lakukan dengan cara drastis, tapi berangsur-angsur, sehingga tampil alami
  2. Perbaiki tampilan dan cara (ber)dandan. Gunakan kosmetik yang ‘adem dan tak menyolok,’ parfun yang lembut atau tak berarima tajam; kenakan pakaian yang sesuai kegiatan, serta pilihan warna yang teduh
  3. Lihat sikon ketika di ruang publik, terbuka maupun tertutup (misalnyaa pada waktu rapat). Ini penting. Kehadiran kita di runag rapat, untuk mereka yang bekerja, jika terlambat, apalagi dengan sepatu yang tok, tok, tok, dan dengan nyaring berkata, Maaf, Saya terlambat, kemudian duduk paling depan atau paling belakang, akan mengganggu, hindari hal-hal seperti iti. Juga, misalnya, duduk di resto pas makan siang, jika salah duduk, apalagi dengan sedikit paha terbuka, maka akan menjadi perhatian orang banyak. Oleh sebab itu, perlu memperhatikan saat-saat berada di ruang terbuka, hindari hal-hal yang menjadikan diri kita menjadi pecakapan atau pun gunjingan orang lain.
  4. Jaga dan rubah  interaksi dengan teman-teman ketika off dan online; mereka, teman-teman, bisa jadi menjadi pemuji sejati, sebaliknya (jika ada) yang memusuhi anda (secara diam-diam dan terang-terangan), mereka adalah pengkritik abadi. Gunakanlah pujian dan kritik tersebut sebagai menambah yang kurang serta memperbaiki yang belum benar
  5. Hangatkan kembali religiusitas diri; ini bukan bermakna menjadi seorang fundamentalis dan radikal, namun tampilkan diri sebagai seseorang yang mempunyai nilai-nilai spritual, ramah, tolerang, serta bersahabat dengan semua
  6. …. silahkan nambah

Semuanya di atas, hanyalah saran kecil berdasar pengalaman berbagi dengan rekan-rekan kerja; selamat mencoba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun