Niatan di hati oknum korup ini yang perlu diperbaiki untuk menjadi pribadi yang luhur, mengedukasi masyarakat sejak dini utamanya para peserta didik calon pemimpin bangsa ini  tentang akibat tindak korupsi yang begitu dahsyat terhadap cita cita luhur bangsa, meningkatkan toleransi dan mempertebal empati kita terhadap sesama. (praktek hedonis para pesohor yang pamer kekayaannya merupakan contoh buruk yang bisa menjadi salah satu faktor pendorong orang untuk secara instan mencari kekayaan dengan segala cara).
Sejak dini diberi pemahaman bahwa sebanyak apapun harta yang kita miliki tidak akan dibawa ketika kita masuk ke liang kubur, hidup kita terbatas dan kemampuan kita menikmati hasil korupsi juga terbatas. Ketiga, Budaya Bersih, Berbagai tindak korupsi yang dilakukan oleh oknum-oknum korup diberbagai lapisan masyarakat, tidak bisa dipungkiri bahwa oknum tersebut adalah juga produk dari era yang korup. Untuk mengikis tindak korupsi adalah dengan mengembangkan budaya bersih. Dimulai dari diri sendiri dan menebarkan ke orang-orang sekitarnya untuk tidak memberi ketika kita membutuhkan layanan publik. Kita juga mesti peduli, ketika kita mengetahui ada praktek-praktek yang berpotensi terjadinya tindakan korupsi. Membudayakan hidup bersih dari korupsi, dengan menerima peran kita dengan ikhlas dan hati bersih dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Korupsi, bagaimana kita bersikap. Kembali kepada kita untuk bertindak nyata dalam mencegah, mengurangi dan menghapusnya. Demikian sumbang pikir penulis dalam berperang melawan korupsi yang didedikasikan untuk sahabat-sahabat yang berjuang melawan korupsi, Salam ...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI